BERITA

Patok Perbatasan RI-Malaysia Akan Dilengkapi Teknologi Khusus

"Saat ini, prosesnya masih dalam tahap pengadaan. Sebelumnya, petugas patroli harus mengecek secara manual patok batas wilayah perbatasan Indonesia. "

Ika Manan

Patok Perbatasan RI-Malaysia Akan Dilengkapi Teknologi Khusus
Alat Berat di Perbatasan Entikong. Foto: Ika Manan KBR

KBR, Entikong - Kementerian Pertahanan tengah mengupayakan peningkatan teknologi untuk mengawasi wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia.

Salah satunya, dengan pengawasan menggunakan pesawat tanpa awak atau drone.

Komandan Satgas Pelaksana Pembangunan, Pengamanan dan pemberdayaan Wilayah Pertahanan Kawasan Perbatasan Negara, Subagyo mengatakan Satgas sedang mempertimbangkan sejumlah teknologi yang mampu memantau patok batas wilayah perbatasan setiap saat (real time).

Peningkatan teknologi lainnya, berupa pengadaan drone (pesawat tanpa awak) untuk mempermudah pengawasan pelanggaran di perbatasan.

"Pemasangan teknologi pemantau patok batas, pengadaan untuk pesawat terbang tanpa awak, drone. Kemudian lapangan terbang, pesawat terbang tanpa awak, helipad, dan juga masing-masing pos ditambah lagi alat komunikasi dan transportasi. Teknologinya sedang dipelajari, karena memang ada berbagai macam pilihan. Tetapi yang pasti tujuannya, bagaimana perbatasan itu bisa dimonitor real-time," jelas Subagyo kepada KBR di tengah kunjungan kerja di Kecamatan Entikong, Kabupaten Senggau, Kalimantan Barat.


Subagyo menambahkan, drone yang digunakan pun nantinya akan dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan daya jangkaunya. Saat ini, prosesnya masih dalam tahap pengadaan.

Sebelumnya, petugas patroli harus mengecek secara manual patok batas wilayah perbatasan Indonesia. Tak jarang petugas mengalami kesulitan lantaran medan patroli yang sulit dan patok yang kerap terhalang lebatnya vegetasi.

Seorang warga Entikong yang kerap mendampingi tentara perbatasan mengungkapkan kepada KBR, patok kadang sulit ditemukan lantaran tertutup tingginya tanaman di sekelilingnya.

"Pernah juga kami mencari patok batas, perjalanan itu delapan jam jalan kaki. Titik koordinatnya sudah betul menurut catatan koordinat yang diukur dengan GPS, tidak mungkin salah. Tapi kok patok tidak ada. Ternyata terhalang tanaman liar," akunya kepada KBR.

Editor: Agus Luqman

  • teknologi perbatasan
  • patok batas wilayah
  • Entikong
  • Wilayah Pertahanan Kawasan Perbatasan Negara

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!