BERITA

Demi Stabilitas Pariwisata, Bondowoso Tutupi Data HIV/AIDS

Demi Stabilitas Pariwisata, Bondowoso Tutupi Data HIV/AIDS

KBR, Bondowoso – Dinas Kesehatan Bondowoso, Jawa Timur enggan terbuka terkait jumlah total orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang ada di Bondowoso.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan, Arif Sudibyo mengatakan ia tak bisa memberikan informasi terkait jumlah penyandang HIV/AIDS di Bondowoso karena akan mempengaruhi stabilitas dan iklim pariwisata di Bondowoso.


"Mayoritas usia produktif antara 24 – 40 tahun dengan pekerjaan swasta. Totalnya nanti aja jangan direkam," kata Arif Sudibyo saat ditemui KBR, Selasa (13/10).


Kata Arif, perlu izin Sekretaris Daerah untuk merilis jumlah ataupun data terkait penyandang HIV/AIDS. Untuk itu, pihaknya tak bisa memberikan informasi jika masih terkait dengan HIV/AIDS.


Sementara itu, Anggota Komisi Informasi Publik (KIP) Jawa Timur. Mahbub Djunaidi mempertanyakan alasan yang dipakai Dinas Kesehatan yang tidak memberi informasi terkait jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Bondowoso.


Kata Mahbub, angka itu perlu dipublikasikan untuk mendapatkan penanganan dan penuntasan secara serius dan bukan sekedar menyangkut image atau pencitraan Bondowoso.


"Itu bukan alasan. Justru dengan dipublikasikan manfaatnya akan lebih besar daripada ditutup–tutupi. Saran saya dibuka saja, diinformasikan kepada publik utamanya media. Itu justru menjadi evaluasi apa yang harus diperbaiki, ditanggulangi dan dituntaskan, jangan sekedar pencitraan," kata Mahbub Djunaidi.


Mahbub mengatakan informasi terkait ODHA perlu di informasikan oleh Dinas Kesehatan atau Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) kepada publik. Tentunya, dengan memperhatikan aspek kerahasiaan, seperti yang sudah diatur dalam UU Keterbukaan Informasi Publik.  


"Selama tidak sebut nama dan alamat itu diperbolehkan," pungkasnya.


Informasi yang berhasil dihimpun KBR menyebutkan, angka Orang Dengan HIV/AIDS di Bondowoso terus meningkat setiap tahun. Pada 2014 lalu Dinas Kesehatan bahkan mengatakan jumlah penyandang HIV/AIDS di Bondowoso mengalami peningkatan sebanyak 30 persen setiap tahun.


Editor: Agus Luqman 

  • HIV/AIDS
  • ODHA
  • keterbukaan informasi
  • Bondowoso
  • jawa timur
  • KIP
  • dinas kesehatan
  • pariwisata
  • Toleransi
  • petatoleransi_10Jawa Timur_merah

Komentar (2)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • winda8 years ago

    Semakin meningkatnya penyebaran HIV/AIDS menunjukkan tidak seriunya pemerintah menangani kasus ini. Selain itu peningkatan ini juga menunjukkan betapa semakin bebasnya pergaulan di masyarakat. Sebab, dari survei yang ada penularan virus ini terbanyak adalah dari gaya hidup seks bebas. Diperlukan keseriusan dari negara untuk mencegah penyebaran lebih parah. Tidak perlu 'cari muka' di hadapan asing. Sebab keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab kita bersama , bukan pihak asing.

  • Mimin8 years ago

    sangat kontradiktif, disatu sisi pemerintah ingin menanggulangi penyebaran hiv aids, tapi disisi lain semakin membuka peluang besar penyebarannya. Bukankah para wisatawan itu juga yang membawa virus itu ke Bondowoso. Saya jadi bertanya-tanya, pemerintah serius tidak sih melindungi warganya dari virus mematikan ini??