BERITA

BKSDA Bengkulu Antisipasi Kematian Gajah

"Dua bulan ini sudah 2 gajah ditemukan mati."

BKSDA Bengkulu Antisipasi Kematian Gajah
Gajah di Pusat Pelatihan Seblat, Bengkulu (foto: KBR/Evi T.)

KBR, Mukomuko – Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Bengkulu berupaya  mencegah dan mengurangi resiko kematian gajah di Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Seblat. Caranya  dengan meningkatkan kedisplinaan pawang, ketersediaan pakan dan frekuensi pemeriksaan kesehatan gajah di tingkatkan dari tiga bulan menjadi satu bulan. Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto mengatakan langka antisipasi ini   dengan cara meningkatkan variasi makanan gajah. Selain pelepah sawit, dedak padi akan ditambah dengan buah-buahan dan suplemen serta pengecekan kesehatan gajah  rutin dilakukan.

“Saya rencana minta sama Veterinary Society For Sumatran Wildlife Consevation VESSWIC yang sudah bekerjasama dengan kita yang mereka punya dana kita minta suplemen karena gajah dipelihara perlu juga suplemen. Mungkin itu yang akan kita tambah. Menurut protap makanan sudah cukup hanya jenisnya perlu di variasi dengan jumlah uang ada bisa kita beli pelepah, gedebok pisang, buah. Nah variasi itu yang selama ini dari hasil evaluasi yang kurang nanti dalam protap akan kita masukan," kata Anggoro Dwi Sujiarto kepada KBR, Selasa (13/10).

Anggoro Kepala BKSDA Bengkulu menambahkan 15 ekor gajah yang tersisa di dalam kawasan PLG Seblat Bengkulu Utara akan ditangani oleh 30 orang pawang dengan satu orang dokter hewan dari Veterinary Society For Sumatran Wildlife Consevation (VESSWIC).

Sebelumnya dalam kurun waktu dua bulan terakhir 2 ekor gajah jinak mati dalam dalam kawasan PLG seblat Bengkulu. Kematian 2 ekor gajah bernama aswita 30 tahun dan Eva 28 tahun mati diduga akibat terserang kembung dan penyakit kronis.


Editor: Rony Sitanggang

  • gajah punah
  • Veterinary Society For Sumatran Wildlife Consevation (VESSWIC)
  • Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto
  • Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Seblat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!