BERITA

20 Orang Warga Kalbar Tewas karena Anjing Rabies

20 Orang Warga Kalbar Tewas karena Anjing Rabies
Ilustrasi vaksin anjing rabies. Foto: Antara

KBR – Pontianak - Sejak akhir 2014 lalu hingga kini sudah ada 20-an orang di Kalimantan Barat meninggal karena gigitan anjing rabies.

Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat Abdul Manaf mengatakan, para korban berasal dari Kabupaten Ketapang, Melawi dan Kapuas Hulu.

Total kasus gigitan anjing rabies sejak 2014 mencapai 740-an kasus. Sementara, kasus gigitan yang terjadi di Kabupaten Sintang hingga kini belum dapat dipastikan apakah dilakukan anjing pengidap rabies atau bukan.

"Ketapang di 11 kecamatan, Melawi 11 kecamatan dan terkena semuanya, dan Kapuas Hulu di 1 kecamatan. Tapi, semua gigitan 748 orang yang meninggal tetap 20. Stok VAR (Vaksin Anti Rabies) di Dinas Kesehatan informasinya itu masih ada sekitar 240 vial. Sedangkan, kami masih ada stok 10 ribu dosis," ujar Abdul Manaf kepada KBR di Pontianak, Minggu, 4 Oktober.


Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat Abdul Manaf mengatakan akan memperpanjang status Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies di Provinsi Kalimantan Barat.

Rencana perpanjangan status KLB tersebut saat ini tinggal menunggu persetujuan Gubernur Kalimantan Barat.

Status KLB akan diperpanjang dengan alasan penanganan kasus gigitan anjing rabies masih belum efektif, terutama pemberian vaksin kepada hewan pembawa virus rabies.

Menurut rencana perpanjangan status KLB akan berlangsung hingga 10 bulan.

Sebelumnya, penetapan status KLB rabies di Kalimantan Barat berlaku pada Februari-Agustus.

Editor: Agus Luqman

  • gigitan anjing
  • kasus rabies
  • korban manusia
  • Kejadian Luar Biasa
  • Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!