BERITA

NU Cilacap Akan Dirikan Pesantren Khusus Penderita Penyakit Kelamin

"Rois Syuriah PCNU Kabupaten Cilacap KH Syuada Adzkiya mengatakan dalam membangun pesantren khusus tersebut PCNU akan bekerjasama dengan ahli medis dari rumah sakit pemerintah maupun swasta. "

NU Cilacap Akan Dirikan Pesantren Khusus Penderita Penyakit Kelamin
Ilustrasi logo Nahdlatul Ulama. (Foto sumber www.rmi-nu.or.id)

KBR, Cilacap – Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Cilacap, Jawa Tengah berencana membangun pesantren khusus untuk penderita penyakit kelamin. 

Pesantren itu akan didirikan di Kompleks Pesantren Nurul Huda Kroya.

Rois Syuriah PCNU Kabupaten Cilacap KH Syuada Adzkiya mengatakan dalam membangun pesantren khusus tersebut PCNU akan bekerjasama dengan ahli medis dari rumah sakit pemerintah maupun swasta. 

Syuada mengatakan pesantren khusus itu akan didirikan untuk memberikan pendidikan dan motivasi spiritual. Sedangkan penanganan medis, tetap diserahkan kepada dokter ahli.  

"Ya memang perlu disadarkan bahwa apa yang terjadi dan diderita sekarang adalah buah dari perbuatannya di masa lalu. Tapi percayalah, seperti yang tadi saya sampaikan, Tuhan itu Maha Pengampun. Asal mau tobat, ya insya Allah. Soal dampaknya secara fisik kalau terkena penyakit ya memang harus ditangani oleh ahli medis. Monggo mawon, itu urusan ahli kesehatan. Saya kurang tahu," kata Syuada Adzkiya.

Sekretaris PCNU Cilacap Hazam Bisri mengatakan rencananya pesantren itu sudah berdiri pada akhir tahun ini. Hazam mengklaim sudah berkoordinasi dengan pemerintah Kecamatan dan desa di wilayah Kroya.

Hazam menjelaskan kendati berada dalam kompeks yang sama dengan Pesantren Nurul Huda, model pendidikan pesantren khusus itu akan dilakukan oleh pengasuh khusus.

Editor: Agus Luqman 

  • Nahdlatul Ulama
  • PCNU
  • cilacap
  • pondok pesantren
  • penyakit kelamin
  • Toleransi
  • petatoleransi_09Jawa Tengah_biru

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!