HEADLINE

Libur Panjang, Lima Ribu Kendaraan Masuk Jalur Puncak

"Petugas lalu lintas memberlakukan sistem satu arah untuk mengurai kendaraan dari arah Jakarta."

Rafik Maeilana

Libur Panjang, Lima Ribu Kendaraan Masuk Jalur Puncak
Kondisi kepadatan lalu lintas di Pospol Gadog, Bogor Jawa Barat yang ingin naik ke Jalur Puncak. (Foto: Rafik Maeilana/KBR)

KBR, Bogor - Memasuki hari kedua libur panjang, arus kendaraan di Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat masih terlihat padat.


Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, Bramastyo Priaji mengatakan sejak pagi tadi antrean kendaraan mengular hingga tujuh kilometer.


Kendaraan yang memadati jalur puncak didominasi bus pariwisata dan kendaraan pribadi. Petugas memberlakukan sistem satu arah untuk mengurai kendaraan dari arah Jakarta.


"Sejak pagi pantauan kami volume kendaraan dari arah Jakarta menuju Puncak masih ramai. Sejak pagi kendaraan sudah mengantre menuju tempat wisata. Kita berlakukan satu arah untuk jalur ke arah atas," kata Bramastyo kepada KBR di Pospol Gadog, Jumat (6/5/2016).


Bram menjelaskan, sejak Kamis hingga sekarang, sedikitnya 5000 lebih kendaraan sudah memasuki jalur Puncak. Petugas pun disiagakan di beberapa titik kemacetan di jalur puncak.


"Beberapa titik kemacetan kita tempatkan petugas, seperti di Pasir Muncang, Tanjakan Selarong dan di Megamendung," jelasnya.


Libur panjang empat hari sejak Kamis hingga Minggu 8 Mei mendatang membuat banyak orang melakukan perjalanan jauh ke luar kota. Ribuan kendaraan dari Jakarta sudah keluar kota sejak Rabu malam lalu.


Kemacetan juga terjadi di berbagai ruas lain di Pulau Jawa, termasuk di Banyumas Jawa Tengah, Jombang Jawa Timur, hingga jalur penyeberangan Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk Bali.


Editor: Agus Luqman

 

  • Jalur Puncak
  • Bogor
  • Jawa Barat
  • libur panjang
  • kemacetan
  • lalu lintas

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!