NASIONAL

Pemerhati Tambang Wajib Awasi Operasi Newmont Oleh Medco

"KBR, Jakarta- Pengamat Energi Lucky A Lontoh mendorong adanya pengawasan dari berbagai pemerhati tambang, terkait rencana pengamblilalihan saham PT Newmont Nusa Tenggara oleh PT Medco Energi International."

Eli Kamilah

Newmont
Ilustrasi Newmont, Foto: KBR/Zainudin

KBR, Jakarta- Pengamat Energi Lucky A Lontoh mendorong adanya pengawasan dari berbagai pemerhati tambang, terkait rencana pengamblilalihan saham PT Newmont Nusa Tenggara oleh PT Medco Energi International. Menurut Lucky masyarakat harus memastikan PT Medco mampu memberikan keuntungan bagi negara. Salah satunya membuka bidang-bidang usaha baru, lapangan pekerjaan dan komitmen pembangunan smelter. 

"Saya ngga yakin. Karena saya ngga percaya kepada pemerintah. Itu panggilan untuk semua masyarakat, pemerhati tambang di Indonesia untuk memantau pekerjaan ini. Apakah nanti Arifin panigoro bisa membuka keuntungan bagi negara dan membuka lapangan kerja bagi rakyat Indonesia," ujarnya saat dihubungi KBR, Sabtu (28/11).

PT Medco Energi Internasional Tbk akan mengambil alih 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Lapangan Batu Hijau, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Presiden Direktur Medco Energi Internasional Tbk Arifin Panigoro mendatangi kantor Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli di Jakarta untuk melaporkan rencana pengambilalihan saham itu, termasuk pembangunan smelter.

Menurut Arifin, nilai transaksi pengambilalihan saham Newmont itu mencapai sekitar 2,2 miliar dolar AS atau setara Rp 30,1 triliun. Arifin mengaku telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan PT NNT terkait pengambilalihan saham dan berharap transaksi bisa dilakukan pada akhir 2015.

Editor: Dimas Rizki

  • Lucky A Lontoh
  • Newmont
  • PT Medco Energi International

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!