BERITA

COP21, Indonesia Minta Dunia Bantu Teknologi Ramah Lingkungan

"Indonesia juga meminta dukungan investasi."

COP21, Indonesia Minta Dunia Bantu Teknologi Ramah Lingkungan

KBR, Jakarta - Indonesia akan meminta bantuan negara-negara lain dalam  perkembangan teknologi ramah lingkungan dalam pertemuan COP21 di Paris, Perancis.    Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan  Indonesia saat ini dalam tahap pembangunan sehingga dibutuhkan teknologi yang tidak merusak hutan di Indonesia.

Selain itu juga Indonesia meminta dukungan seperti teknologi dan investasi.

"Yang pasti begini kalau dia bilang turunkan emisi dan jangan tebang pohon, misalnya gitu. Terus apa dulu. Kita kan harus membangun juga oleh karena itu develop dong teknologinya. Kamu punya teknologi apa yang bisa menyelamatkan pohon tapi ekonomi tetap jalan," ujar Siti Nurbaya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/11).

Siti mencontohkan, "yang menyelamatkan kawasan misalnya contohnya, kita punya mau bangun infrastruktur, dia harus lewat taman nasional. Kan pilihannya dibangun gak jalannya atau kagak boleh dibangun biarin ajah taman nasionalnya."

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menambahkan Indonesia juga nantinya menegaskan tidak akan memberikan izin lahan gambut serta akan melakukan pembangunan yang ramah terhadap lingkungan.


Sebelumnya, Jokowi akan menghadiri Konferensi internasional perubahan iklim di Paris, perancis. Conference of Parties (COP) 21 digelar Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Framework on Climate Change Convention, UNFCCC)   pada 30 November 2015.


Editor: Rony Sitanggang

  • Conference of Parties (COP) 21 United Nations Framework on Climate Change Convention (UNFCCC) di Par
  • Prancis
  • Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya
  • lahan gambut
  • teknologi ramah lingkungan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!