BERITA

Victor Simanjuntak: Isu Pencopotan Buwas Bikin Lesu Penyidik Polri

Victor Simanjuntak: Isu Pencopotan Buwas Bikin Lesu Penyidik Polri

KBR, Jakarta - Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Mabes Polri Victor Simanjuntak meminta atasannya Budi Waseso tidak dicopot tanpa pemeriksaan. 

Victor mengatakan putusan pencopotan baru bisa dijatuhkan bila terjadi pelanggaran berat. Bila tidak terbukti adanya pelanggaran, Kepala Bareskrim tersebut tidak bisa dicopot.

"Kalau dicopot---istilahnya dimutasi mendadak begitu---harus ada pemeriksaan dulu, oh kesalahannya ini. Dari hasil pemeriksaan itu ada satu keputusan yang direkomendasikan, apakah itu melalui sidang disiplin, atau melalui sidang kode etik. Nah, kalau mencopot ini kan berat pelanggarannya, harus dibuktikan. Kalau tidak bisa membuktikan itu, sebenarnya tidak bisa dilakukan," kata Victor di DPR, (3/9).

Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Victor Simanjuntak menambahkan, ia juga tetap akan mundur bila Budi Waseso dicopot. Bahkan, Victor mengklaim banyak penyidik lain di Bareskrim yang punya sikap serupa. 

Ia beralasan, bila pejabat Polri setingkat Budi Waseso saja dengan mudah dicopot tanpa pemeriksaan, maka penyidik di bawah juga menjadi rentan mendapat perlakukan serupa. Victor mengakui isu pencopotan ini mempengaruhi psikologis para penyidik di lingkungan Bareskrim Mabes Polri.

"Ini sekarang di tingkat penyidik-penyidik, kalau setingkat Kabareskrim gampang dicopot, apalagi yang penyidik-penyidik ini? Mereka itu, siapa tahu mereka juga bakal dicopot, nggak pernah ada yang tahu. Tinggal dipindahkan saja, selesai. Ada kelesuan yang terjadi, itu psikologis" lanjutnya.

Editor: Agus Luqman 

  • budi waseso
  • Bareskrim Polri
  • victor simanjuntak
  • buwas
  • Mabes Polri
  • Luhut Panjaitan
  • penyidik polri

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!