BERITA

Menteri ESDM Minta BPKP Kaji Keuangan Pertamina

"Masih meruginya Pertamina dari penyaluran Premium dan Solar menjadi salah satu alasan pemerintah tak menurunkan harga jual Premium dan Solar."

Menteri ESDM Minta BPKP Kaji Keuangan Pertamina
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sudirman Said. Foto: KBR/Yulius Martoni

KBR, Jakarta- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengecek kembali pembukuan keuangan Pertamina. Ia mengatakan evaluasi ini diperlukan agar dapat dihitung berapa lama waktu bagi pemerintah untuk melunasi utang kepada Pertamina.

“Kita kan punya utang ke Pertamina, dan itu mesti dibayar. Karena dulu kan Pertamina pernah dipaksa untuk menjual BBM lebih rendah dari harga keekonomian. Dan kita mesti fair, “kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said usai rapat di Kemenko Perekonomian, Selasa (1/9/2015).


Utang pemerintah kepada Pertamina sekira Rp12 triliun. Sementara itu masih meruginya Pertamina dari penyaluran Premium dan Solar menjadi salah satu alasan pemerintah tak menurunkan harga jual Premium dan Solar. Padahal  harga minyak secara rata-rata turun hingga level terendah sebesar 42 Dolar Amerika Serikat per barel. Harga Premium di wilayah penugasan luar Jawa-Madura-Bali tetap  Rp 7.300 per liter.  Sementara Solar subsidi tetap Rp 6.900.


Pertamina mengklaim sepanjang Januari-Juli 2015 merugi hingga sekira Rp 12 triliun dari penyaluran Premium dan solar.


Namun apakah  harga BBM tidak akan diturunkan hingga Pertamina dapat menutup kerugiannya, Sudirman mengatakan hal tersebut belum sampai pada keputusan.

“Itu belum dapat kita simpulkan,“pungkasnya.

Editor: Malika

 

  • menteri ESDM
  • sudirman said
  • Pertamina
  • keuangan pertamina
  • BPKP

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!