HEADLINE

Yayasan Korban '65 Serahkan Data Kuburan Massal ke Kemenkopolhukam

Data kuburan massal milik YPKP. Foto: Bambang Hari.

KBR, Jakarta - Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965 telah memberikan data mengenai jumlah kuburan massal kepada Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan. Ketua YPKP 1965, Bejo Untung mengatakan, upaya tersebut dilakukan untuk menagih janji Menteri Luhut Panjaitan terkait pembantaian orang-orang yang dituduh memiliki keterkaitan dengan PKI. Ia menyebut, jumlah kuburan massal korban peristiwa 1965 tersebar di 122 titik di Indonesia.

"Ada 122 titik lokasi kuburan massal yang terdapat di seluruh wilayah Sumatera dan Jawa. Sedangkan dari jumlah tersebut, perkiraan korban di dalamnya bisa mencapai 13.999 orang. Itu terjadi dalam rentang 1965," katanya.


Sementara itu, Asisten Deputi Pemajuan dan Perlindungan HAM Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan, Abdul Hafil mengatakan, pemerintah siap memenuhi janjinya apabila YPKP 1965 memberikan dokumen mengenai titik lokasi yang disebutkan. Sebab kata dia, dalam pertemuan siang tadi, pihak YPKP belum memberikan dokumen tersebut. Data-data itu hanya disampaikan secara lisan.


"Sampai saat ini, mereka belum bisa memberikan secara detail mengenai angka-angka tersebut. Mereka hanya menyampaikan lokasi-lokasinya saja. Untuk itu, kami perlu dokumen valid mengenai data-data itu, entah itu berupa foto dan sebagainya. Sebab mereka beralasan tidak memberikan dokumen tersebut kepada Komnas HAM. Jadi itu sudah menjadi kewenangan Komnas HAM. Bapak Menko pasti akan menepati janjinya apabila data-data tersebut benar adanya dan sudah diberikan kepada kami," katanya.


Menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan Penelitian 1965 Bejo Untung meminta agar Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan berkoordinasi dengan Komnas HAM. Sebab, data-data lengkap sudah diberikan kepada Komnas HAM.


"Kami tidak bisa menyerahkan data-data itu kepada Kemenkopolhukam. Sebab, kami juga telah menyerahkan dokumen serupa kepada Komnas HAM. Sehingga data-data itu menjadi kewenangan dari Komnas HAM. Silahkan kedua lembaga ini berkoordinasi," pintanya.


KBR sebelumnya juga pernah mewawancarai Sekretaris Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) Sumatera Selatan Ali Munar. Ia menyebut ada dua ribuan lebih korban pembantaian massal 1965 di pulau tersebut. Menurut Sekretaris YPKP Sumsel, Ali Munar, jasad mereka tersebar di berbagai titik. Terbanyak kata Ali ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan jumlah korban lebih dari seribu orang.


"Semua terpencar, seperti di Padang Pariaman, dengan jumlah korban 387 korban yang tersebar di delapan kecamatan. Ada juga di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 1.013 korban, kabupaten Agam/kodya  Bukit Tinggi 13 korban, Kota Padang 15 korban dan Kabupaten tanah datar 65 korban," kata Ali di LBH Jakarta, Rabu (27/4/2016).


Ali menambahkan, selain Pesisir Selatan, Kota Payangkumbuh menjadi wilayah kedua yang menelan korban lebih banyak, yakni lebih dari 700 orang.


Kepada KBR, Ali bercerita bagaimana satu lubang kuburan untuk 4 hingga 40 orang. Para korban itu diculik dijemput paksa dari penjara dan menghilang. "Ada satu kuburan itu 1-4 orang, tappi ada juga yang sampai 40 orang. Misalnya di Pesisir Selatan," ujarnya.

Selain itu, kata dia, juga ada lebih dari 30 ribu orang yang ditahan di wilayah Sumatera Selatan pada tahun tersebut. Dua persen diantaranya saat ini masih hidup.

Editor: Sasmito Madrim 

  • tragedi65
  • YPKP 1965
  • kuburan massal
  • Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukham) Luhut Pandjaitan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!