HEADLINE

Asean Literary Festival, Panitia: Kami Dipaksa Batalkan Acara soal Papua, LGBT dan Kasus 6

Asean Literary Festival, Panitia: Kami Dipaksa Batalkan Acara soal Papua, LGBT dan Kasus 6

KBR, Jakarta- Panitia Asean Literary Festival (ALF) 2016 mengaku dipaksa kepolisian untuk membuat surat pernyataan pembatalan acara pembahasan LGBT, Papua dan 1965. Menurut Direktur Program 3rd Asean Literary Festival 2016  Okky Madasari, izin kepolisian sudah turun sejak tiga hari lalu. Dengan izin itu, panitia bisa melakukan pertemuan teknis terkait penyelenggaraan acara tersebut.

Kata dia, pihak TIM tidak akan mengizinkan teknikal meeting atau pematangan acara jika tidak ada izin dari aparat kepolisian. Hingga pada akhirnya kepolisian mencabut izin penyelenggaraan acara tersebut pada hari H-1 pelaksanaan.

"Perkembangan kemarin di siang hari, polisi memanggil tim kami semua surat ditarik kembali diminta. Termasuk, surat yang sudah disebarkan ke Polres, Polsek dan TIM semua ditarik kembali. Kami diminta, kalau semua izin ingin turun kembali, kami diminta untuk membuat surat pernyataan pembatalan acara-acara terkait 65, LGBT di atas materai Rp 6000," jelas Direktur Program 3rd Asean Literary Festival 2016  Okky Madasari di Jakarta, Kamis (5/5)

Okky menegaskan, pihaknya menolak tekanan dari aparat kepolisian untuk pembatalan acara tersebut. Bahkan, kepolisian berdalih, acara dihentikan karena ada pembicara orang asing dalam agenda tersebut.

"Lalu kemudian, sekarang isunya tentang tamu asing. (Baca juga: Polisi: Kami Jamin Acara Asean Literary Festival Jadi Digelar). Jadi terserah kawan-kawan melihatnya. Kami sudah siap dengan segala resiko dan massa akan mengepung tempat ini. Kita juga berharap pengelola TIM berani melawan aparat kepolisian dan preman-preman tersebut," jelasnya. 

Baca lainnya:

Panitia: Dari Awal Polisi Menekan Kami Batalkan Acara ALF 2016

Ada Apa Dengan ASEAN Literary Festival?

Editor: Dimas Rizky

  • ALF2016

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!