BERITA
OJK: Insentif Perbankan untuk Efisiensi
""Sebab tanpa itu, saya kira daya saing kita tetap kurang. Mudah-mudahan, di samping keharusan, insentif ini akan semakin mempercepat daya siang itu.""
Dian Kurniati
KBR, Jakarta- Otoritas Jasa Keuangan menyatakan pemberian insentif untuk perbankan adalah sebuah keharusan. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan, pemberian insentif akan meningkatkan efisiensi perbankan saat ingin membuka jaringan kantor baru.
"Tanpa atau dengan aturan insentif itu, memang keperluan untuk meningkatkan efisiensi adalah suatu keharusan. Sebab tanpa itu, saya kira daya saing kita tetap kurang. Mudah-mudahan, di samping keharusan, insentif ini akan semakin mempercepat daya siang itu. Kalau enggak, enggak bisa bersaing mereka. Sekarang kita kasih tambahan bonus dengan insentif itu. Keharusan, karena situasi dan keadaan,” kata Muliaman di Hotel The Ritz Carlton, Jumat (29/04/16).
Muliaman mengatakan, regulasi yang akan dikeluarkan OJK meliputi
persyaratan pembukaan jaringan kantor dengan menurunkan perhitungan
alokasi modal untuk meningkatkan efisiensi. Kata dia, saat ini
lembaganya masih menungu saat yang tepat untuk mengumumkan pemberian
insentif itu. Kata dia, jika insentif sudah berjalan, lembaganya akan
terus mengawasi praktiknya agar berjalan dengan baik.
Kemarin, OJK menyatakan rencananya memberikan insentif pada perbankan agar perbankan mau menurunkan suku bunga kredit hingga menjadi single digit. Sebelum mengumumkan pemberian insentif itu, OJK akan menyosialisasikan terlebih dahulu program itu ke perbankan, baik konvensional maupun syariah. Nantinya, semakin rendah biaya opersional pendapatan operasional (BOPO) dan atau semakin rendah rasio net index margin (NIM), berarti semakin besar insentif penurunan alokasi modal inti untuk membuka jaringan kantor oleh perbankan.
Editor: Rony Sitanggang
- insentif perbankan
- Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad
- efisiensi perbankan
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!