INTERMEZZO

Manisnya Bisnis Cokelat

"- Enak dilihat dan sedap dimakan, mungkin ungkapan yang tepat untuk cokelat yang menyerupai tokoh kartun lucu. Apalagi, mayoritas orang dari berbagai kalangan dan usia, suka dengan cemilan manis ini. Selain itu, cokelat juga mudah dibentuk dan fleksibel"

Manisnya Bisnis Cokelat
Cokelat

KBR, Jakarta - Enak dilihat dan sedap dimakan, mungkin ungkapan yang tepat untuk cokelat yang menyerupai  tokoh kartun lucu. Apalagi, mayoritas orang dari berbagai kalangan dan usia, suka  dengan cemilan manis ini. Selain itu, cokelat juga mudah dibentuk dan fleksibel jadi  tak membatasi kreatifitas. 

Karena alasan itulah, Arie Widiyanti, Pemilik bisnis souvenir Cokelat, Choco Fortuna mengembangkan bisnis ini sejak 2012. Cokelat yang mereka jual, bukan cokelat biasa, tapi cokelat  yang berbentuk karakter icon tokoh  kartun, seperti Winnie The Pooh, Mickey Mouse, Superman, Hello Kitty, dan sebagainya.


Cuma itu? Oh, tidak. Ada lagi bentuk cokelat yang menyerupai biji kopi, permen lolipop, monas dan lain-lain. Rasanyapun bermacam -macam, tak cuma rasa cokelat, tapi juga ada rasa melon, apel, cokelat putih, kopi, green tea, dan lain-lain. Dua rasa yang terakhir, menjadi khasnya Chocho Fortuna. Bikin ngiler, deh.


“Kalau  cokelat karakter, saya mencari ide tokoh kartun yang populer. Kalau jenis rasanya, sudah bisa dilihat dari warna. Jika cokelatnya diberi warna  kuning, bearti rasa lemon, kalau hijau, rasa apel. Ada juga konsumen yang meminta ditambahkan selai atau kacang. Tapi, kalau tuk anak-anak,  justru mereka lebih suka rasa cokelat biasa, tanpa tambahan banyak rasa, “ ujar Arie dalam perbincangan Obrolan Bisnis KBR, Jumat(16/1).


Untuk cokelat yang ada isinya, kata Arie, hanya bisa bertahan 1-2 bulan, karena basah. Sementara kalau cokelat nonisi, bisa sampai 1 tahun.  Untuk produk ready stok agen reseller, biasanya akan di tawarkan cokelat karakter biasa tanpa isi, karena lebih tahan lama.


Ketika memulai bisnis ini, Arie  membeli cokelat yang sudah jadi. Tapi, itu tak berlangsung lama, karena kini Arie sudah mahir  membuat cokelat sendiri dengan mencari tau informasi melalui internet. Tak hanya cokelat, cetakan cokelat pun ia buat sendiri. Dengan cetakan-cetakan itu, sekitar 200 cokelat karakter  berhasil dibuat dari hasil desain sang suami.


Cokelat-cokelat yang mereka produksi, bukan hanya untuk dikonsumsi sendiri, tapi juga untuk souvenir, goodybag, acara pernikahan dan sweet corner atau meja yang ditata cantik  dengan cokelat.  Untuk souvenir wedding, misalnya, biasanya dipilih cokelat klasik yang berbentuk gambar love atau foto pengantin.

 

Untuk pemasaran cemilan cantik ini, Arie dan suami mengandalkan sistem online, bahkan mereka mengaku 90 persen pesanan, didapat melalui online.


“Kebetulan suami saya bisa bikin website, jadi klop  dengan keinginan saya yang ingin membuka peluang usaha ini lewat online. Tinggal memajang foto produk saja, kita sudah bisa menjalankan bisnis ini dari rumah dan pemasarannya  bisa menjangkau seluruh Indonesia bahkan luar negeri,” kata Arie.


Kini, Arie semakin sibuk melayani konsumen yang terus bertambah. Untunglah, sang suami tercinta, Agung, kini terjun langsung membantunya. Merekapun berbagi tugas.


“Dulu saya bekerja kantoran, tapi sudah resign karena saya ingin fokus pada bisnis ini. Kamipun berbagi tugas. Saya di bagian marketing dan desain, dan istri di bagian promosi,” kata Agung saat menemani Arie berbincang bersama Portalkbr.


Untuk harga cokelat  yang mereka tawarkan berkisar Rp5 ribu  hingga Rp5 juta, tergantung dari tingkat kesulitan, ukuran cokelat  dan banyaknya cokelat yang dipesan. Untuk cokelat karakter, misalnya, 1 pak  berisi 6 buah cokelat, dijual dengan harga Rp25.000. Sedangkan untuk wedding atau sweet corner bisa mencapai Rp2 juta.


Tapi, layanan on line ini  belum bisa  untuk pembelian jumlah satuan, karena faktor biaya kirim. Agung mematok, misalnya tuk cokelat lolipop seharga @ Rp5.000, minimum pembelian 20-50 buah.  Sedangkan untuk cokelat karakter minimal Rp100.000.  Untuk saat ini, wilayah pengiriman produk yang paling jauh ke Manado dan Kalimantan.


“Permasalahan sering  muncul di bagian ekpedisi, kadang paket tertahan karena banjir, misalnya. Tapi, Alhamdullilah barang yang diterima oleh pelanggan tidak rusak.  Namun, untuk pembelian cokelat goodybag, kami hanya melayani seputar Jabodetabek, karena biaya kirim yang masih terjangkau, “ kata Arie menambahkan.


Selain membuka penjualan secara on line, suami istri ini  juga memiliki  toko outlet di Bekasi dan beberapa reseller di kawasan Jakarta.  Anda tertarik ingin berbisnis ini? Nah, kata Arie, modal awalnya hanya Rp500 ribu. Jika ada yang mau memulai tapi takut gagal,  bisa lho dicoba dengan modal Rp 100- 200 ribuan. Bahan utamanya, cuma cokelat dan cetakan.  


Meski awalnya  hanya sekedar iseng, karena Arie penyuka cokelat, namun dari keisengan tadi,  kini setiap bulan  pasangan ini mampu meraup omzet hingga Rp10 juta.  Ini karena, mereka mempertahankan ciri khas dan membangun pelayanan yang baik pada customer.


Bahkan, dalam waktu dekat, mereka akan membuat cokelat karakter oleh-oleh khas Jakarta, seperti cokelat bar yang dicampur dengan  kembang goyang dan biji ketapang, serta membentuk cokelat ondel-ondel. Bikin penasaran, deh.


Editor: Anto Sidharta

  • Cokelat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!