HEADLINE

Awasi Pansel KPK

"Kita berharap Jokowi mendengar betul suara-suara publik dan berhati-hati memilih nama. Salah pilih anggota Panitia Seleksi bakal berakibat fatal pada lembaga KPK mendatang. "

KBR

Foto: Danny Setiawan
Foto: Danny Setiawan

Kalau Anda menyimak kicauan Romli Atmasasmita di media sosial Twitter, bisa jadi Anda bingung. Begitu emosional. Bahkan ia menyebut pegiat antikorupsi ICW dan PUKAT UGM sebagai pecundang. Profesor hukum dari UNPAD itu rupanya gerah dianggap tak pantas masuk tim Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK. Ia merasa hak sosial, politik dan hak hukumnya diganggu.

ICW pekan ini mewanti pemerintah agar saksama dalam memilih nama dalam membentuk Panitia Seleksi KPK. ICW mendengar kabar, ada dua nama yang diragukan kredibilitasnya masuk dalam Pansel, yaitu Romli Atmasasmita dan Margarito Kamis.

Mengapa begitu? Romli dan Margarito sama-sama menjadi saksi ahli yang membela Budi Gunawan, saat Budi berseteru dengan KPK. Dua nama itu sebelumnya juga berkeras mendorong agar Presiden Jokowi melantik Budi Gunawan jadi Kapolri. Ada lagi sorotan soal rekam jejak Romli yang pernah jadi terpidana satu tahun penjara dalam kasus korupsi saat ia menjadi Dirjen di Kementerian Hukum dan HAM.

Pimpinan KPK jilid III yang ada sekarang baru akan berakhir tugasnya pada Desember mendatang. Tapi DPR menginginkan agar pimpinan baru bisa dilantik sebelum 17 Agustus. Di sisi lain, pembahasan di DPR juga bakal terkendala reses Lebaran.

Pemerintah masih tertutup soal nama-nama yang bakal mengisi Tim Panitia Seleksi. Namun dijanjikan nama-nama anggota Pansel pilihan Presiden Jokowi akan diumumkan pekan ini. Kita berharap Jokowi mendengar betul suara-suara publik dan berhati-hati memilih nama. Salah pilih anggota Panitia Seleksi bakal berakibat fatal pada lembaga KPK mendatang. Jangan sampai koruptor menyerang balik lewat pendukungnya di Pansel KPK. 

  • seleksi calon pimpinan kpk
  • KPK
  • pansel kpk

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!