NASIONAL

Mempertanyakan Klaim Mendikbud soal Magang Kampus Merdeka Bikin Gampang Cari Kerja

"Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan para mahasiswa alumni program magang hanya butuh waktu 0,3 sampai 2,8 bulan untuk memperoleh pekerjaan. "

Heru Haetami

Mendikbud, Kampus Merdeka
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim. (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengeklaim program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), berpotensi besar membangun ekosistem pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing. Salah satunya melalui program Magang Merdeka.

Menurut Nadiem, Magang Merdeka telah diikuti lebih 50 ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

"Program magang dan studi independen bersertifikat telah memberikan kesempatan lebih dari 58 ribu mahasiswa untuk magang dan melakukan berbagai macam pelatihan di industri di 410 mitra industri. 410 perusahaan sekarang menjadi universitas selama satu semester. Bayangkan. Dan sekarang lebih dari 72 ribu mengikuti program-program pelatihan tersebut," kata Nadiem puncak acara LPDP Festival Tahun 2023 di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Nadiem Makarim mengatakan para mahasiswa yang telah menjadi alumni program Merdeka Belajar Kampus Merdeka hanya membutuhkan waktu 0,3 sampai 2,8 bulan untuk memperoleh pekerjaan. Nadiem mengatakan durasi waktu itu jauh lebih cepat untuk memperoleh pekerjaan dengan rata-rata waktu tunggu selama 4 bulan.

Salah satu alumni program Magang merdeka, Daryl Arshak mengatakan program ini tak menjamin penuh mahasiswa bisa langsung diterima dalam dunia kerja. Dia menyebut salah satu rekannya masih menganggur, meski telah mengikuti program Magang Merdeka.

"Kalau soal cepat dapat kerja menurut saya itu tergantung diri sendiri. Kalau saya sendiri alhamdulillah saya bisa langsung kerja di tempat magang saya. Tapi ada juga teman saya yang nggak bisa langsung kerja. Jadi kalau dibilang bisa dapat kerja, bisa. Tapi kalau menjamin cepat dapat kerja belum tentu juga. Karena teman saya ada juga yang pernah magang merdeka tapi sampai saat ini juga masih belum kerja," kata Daryl kepada KBR, Jumat (4/8/2023).

Daryl mengatakan MBKM juga masih minim sekali informasi dan sosialisasinya.

Baca juga:


Catatan juga disampaikan Winnie, mahasiswi Program Studi Jurnalistik salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Winnie menyebut, sosialisasi menjadi hal yang perlu diperbaiki oleh lembaga pendidikan maupun pemerintah.

"Untuk Kampus Merdeka menurut aku untuk idenya sendiri dan tujuannya sendiri itu sudah sangat baik, membebaskan mahasiswa ya. Dalam konteks ini supaya mereka lebih bisa bebas dan bisa mendapatkan pengalaman riil di dunia nyata, dunia kerja nyata secara profesional. Tapi untuk implementasinya menurut aku masih banyak harus diperbaiki, terutama dari sisi informasi. Menurut aku masih kurang informatif dan kurang sejalan antara dari pihak kampus maupun dari pemerintah,” kata Winnie saat dihubungi KBR, Jumat (4/8/2023).

Mahasiswi program magang merdeka lain dari perguruan tinggi swasta di Tangerang Selatan, Elisheva Joanna juga menyayangkan implementasi program Magang Merdeka masih terdapat kekurangan.

Joanna mengeluhkan terbatasnya perusahaan yang bisa dijadikan tempat untuk dirinya menjalankan praktik kerja. Joanna dan teman-temannya tak bebas memilih lokasi magang lantaran kampus telah meneken kontrak kerja dengan perusahaan tertentu.

"Kita sebagai mahasiswa nih nggak bisa bebas untuk memilih kayak perusahaan mana yang mau dijadiin tempat kita magang gitu ya. Karena dari kampus sendiri pun membatasi perusahaan mana yang memenuhi kriterianya gitu menurut kampus ‘oh tempat a bisa tempat b bisa. Atau awalnya yang tadinya banyak nih perusahaannya dipersilakan gitu untuk kita bebas memilih tapi akhirnya dikurangi dikurangi dikurangi dan akhirnya kita nggak boleh pilihan lagi gitu," kata Joanna kepada KBR, Jumat (4/8/2023).

Menurut Joanna, perbedaan perencanaan waktu antara pemerintah dengan kampus juga telah menghambat mahasiswa untuk mengikuti program Kampus Merdeka tersebut.

"Terus di sisi lain, timeline kampus Merdeka yang dibikin pemerintah sama timeline kalender akademiknya kampus itu beda. Jadi kita sebagai mahasiswa, mungkin dari pemerintahnya kapan, tapi kampusnya ini sudah lewat atau masih lama. Jadi kita yang mau daftar ke Kampus Merdeka pun akhirnya, ya udah. Jadinya nggak bisa ngambil program kampus merdeka karena perbedaan kampus sama pemerintah,” katanya.

Para mahasiswa mendorong Kemendikbud Ristek agar segera mengevaluasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan magang merdeka.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

  • magang merdeka
  • kampus merdeka
  • mendikbud
  • Nadiem Makarim

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!