NASIONAL

Kenaikan Harga Bawang Merah Dikhawatirkan Pengaruhi Daya Beli

"Harga rata-rata bawang merah ukuran sedang sebesar Rp53 ribu per kilogram. Sedangkan harga normal sebelum kenaikan sebesar Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram."

Astri Septiani

Kenaikan Harga Bawang Merah Dikhawatirkan Pengaruhi Daya Beli
Pembeli memilih bawang merah di Pasar Agung, Kota Depok, Jawa Barat, Minggu (28/4/2024). (Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

KBR, Jakarta - Pengamat Pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian meminta pemerintah segera mengendalikan harga bawang merah yang saat ini tengah mengalami kenaikan.

Eliza mengatakan meski kenaikan harga bawang merah memberi kontribusi hanya sekitar 0,5 persen terhadap inflasi, namun hal ini tak boleh dibiarkan berlarut-larut.

"Walau bawang merah tidak signifikan tetapi tetap saja pemerintahan harus sekali mengendalikan harga bawang merah. Karena bagaimanapun ketika kenaikan harga yang terus-terusan ini bisa semakin menggerus daya beli masyarakat," kata Eliza kepada KBR Rabu (1/5/2024).

Eliza meminta pemerintah mengoptimalkan upaya pengendalian harga, terutama di level konsumen. Caranya dengan mengatur distribusi antara daerah yang surplus ke daerah yang kekurangan pasokan bawang merah.

Selain itu, kata dia, butuh solusi komprehensif mengatasi masalah distribusi, salah satunya dengan pembangunan infrastruktur berbasis rel untuk menekan biaya distribusi yang masih mahal.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut sejumlah faktor penyebab harga bawang merah masih mahal di pasaran yakni karena lebaran hingga bencana banjir. Namun ia memastikan harga bawang merah sudah mulai turun.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis PIHPS Nasional menunjukkan, kemarin harga rata-rata bawang merah ukuran sedang Rp53.000 per kilogram. Sedangkan harga normal atau sebelum kenaikan hanya Rp35.000 per kilogram.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

  • bawang merah
  • daya beli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!