BERITA

2016-05-06T13:02:00.000Z

Marak Pelarangan Kegiatan, Triawan Munaf Ajak Polisi Berdialog

"Triawan mengakui fenomena pelarangan yang terjadi belakangan ini banyak berpengaruh bagi perkembangan seni kreatif. "

Marak Pelarangan Kegiatan, Triawan Munaf Ajak Polisi Berdialog
Kelapa Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf. Foto: Antara

KBR, Jakarta- Badan Ekonomi Kreatif bakal mengajak kementerian/lembaga dan aparat hukum berdialog tentang sejumlah pelarangan kegiatan seperti Asian Literary Festival (ALF). Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengaku prihatin dengan fenomena pelarangan tersebut dan meminta seluruh pihak bersikap dewasa. Triawan yakin dialog akan menghasilkan solusi, karena pemerintahan sekarang banyak diisi sosok progresif dan berpikiran terbuka.

"Saya sih inginnya semua pihak untuk bisa dewasa, di pihak pemerintah juga penegak hukum, harus bisa memberikan kebebasan yang cukup untuk kita bisa berdamai dengan masa lalu." kata Triawan Munaf kepada KBR, Jumat (6/5/2016).

Pelarangan-pelarangan ini, menurut Triawan, berkaitan dengan masa lalu Indonesia yang kelam, "Banyak orang yang ingin mengadakan orang yang mengadakan diskusi tentang '65, tentang kasus-kasus pelanggaran HAM, harusnya dibicarakan, dibuka ruang-ruang untuk berdialog."

Dia mengakui fenomena pelarangan yang terjadi belakangan ini banyak berpengaruh bagi perkembangan seni kreatif. Padahal banyak negara lain yang memberi ruang kebebasan bagi produk seni yang kritis dengan pemerintah.

"Kalau kita bikin film, waktu kita menulis cerita, kita ketakutan bahwa ini akan disensor, itu kan sudah membatasi, gimana kita membikin cerita yang bagus, kalau ada ketakutan disensor, karena isunya isu sensitif, untuk beberapa pihak di pemerintahan" ujar dia.

Editor: Malika

  • triawan munaf
  • ALF2016
  • badan ekonomi Kretaif

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!