HEADLINE

Tolak Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi, Satu Warga Tertembak Peluru Brimob

"Warga marah dengan pernyataan Kapolres sehingga berdemo menuntut tambang ditutup."

Tolak Tambang Emas Tumpang Pitu Banyuwangi,  Satu Warga Tertembak  Peluru Brimob
Ilustrasi: Tambang emas Freeport di Papua (Sumber: Pajak)

KBR, Banyuwangi - Penolakan keberadaan tambang emas di Gunung Tumpang Pitu di Kecamatan pesanggaran Banyuwangi, Jawa Timur terus berlanjut.  Aksi penolakan kali ini bahkan memakan korban, seorang warga tertembak peluru karet Brimob yang berjaga di lokasi tambang.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (25/11/2015) sore, saat sekitar 500 -an warga sekitar tambang mendatangi lokasi penambangan. Dalam aksi tersebut seorang  warga yang dietahui bernama  Sunar, warga Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran, menjadi korban setelah bagian telinga tertembus peluru karet petugas Brimob yang sedang berjaga di lokasi tambang emas.

Salah Satu warga berinisial EL mengatakan, Penyerbuan warga ke area tambang emas Tumpang Pitu, adalah bentuk kekecewaan. Mereka marah dan tersinggung dengan ucapan yang dilontarkan Kapolres Banyuwangi,  Bastoni Purnama, saat mediasi di aula hotel Baru Indah Jajag, Kecamatan Gambiran pada Rabu siang.

Kata EL,  akibat kecewa warga sekitar lokasi tambang emas Tumpang Pitu, sepakat menolak adanya tambang emas.

“Ini ketersingungan kita masyarakat warga, Jawa Timur, dimana ada orang dengan sara dikatakan kita orang- orang goblok tidak punya etika sopan santun. Gak layak dia Kapolres di sini.  Seenak–enaknya,” kata salah satu warga Gunung Tumpang Pitu (25/11/2015).

Sementara itu, Kepala Kepolisian Banyuwangi Bastoni Purnama membantah jika omonganya dalam mediasi di hotel Baru Indah Jajag tersebut menyingung.  Kata dia, dalam diskusi terjadi perbedaan pendapat sangat wajar. Namun kata Bastoni, sebelum ada titik temu warga membubarkan diri begitu saja.

Bastoni Purnama mengatakan, tanpa ada alasan yang jelas warga tiba- tiba menuntut tambang emas di Gunung Tumpang Pitu ditutup. Kata dia, proses penutupan tambang tidak bisa begitu saja, karena semua ada prosedurnya. Sehingga warga harus menjelaskan apa yang menjadi alasan mereka menuntut tambang emas tersebut ditutup.

“Konsepnya, pertama kita mencari solusi ketika waktu sedang berdebat itu tahu-tahu mereka sudah kembali. Itu memang kita sangat kecewa karena belum ada titik temunya, belum dibahas detil keinginannya. Karena tadi permintaanya ditutup tapi kita kan tidak tahu apa alasannya ditutup? Harus dirinci apa itu, dan itu belum sempat kita bahas ternyata sudah bubar,”kata Bastoni Purnama.

Sebelumnya, aksi penolakan tambang emas Tumpang Pitu, terjadi pada Minggu malam (22/11/2015). Peristiwa ini juga membawa korban dari kalangan warga. Angga, warga Desa Sumber Agung, kecamatan Pesanggaran, mengalami luka-luka akibat terkena popor senjata Brimob. Satu warga lagi ditangkap petugas Polres Banyuwangi.

Tambang emas di  Gunung Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur dikelola  PT Bumi Suksesindo. Pada akhir 2016 akan memiliki kapasitas produksi sekitar 2 juta ton per tahun. PT Bumi mendapatkan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk pertambangan terbuka seluas 994 hektare. Namun sebagai tahap pertama, hanya 194 hektare yang akan dieksploitasi. Kandungan emas di Gunung Tumpang Pitu diklaim terbesar kedua setelah Freeport 

  

Editor: Rony Sitanggang

  • PT Bumi Suksesindo
  • tambang emas di Gunung Tumpang Pitu di Kecamatan pesanggaran Banyuwangi
  • Jawa Timur
  • Kepala Kepolisian Banyuwangi Bastoni Purnama
  • warga tertembak
  • konflik tambang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!