HEADLINE

Tolak PP Pengupahan, Buruh Gagal Temui Gubernur Ahok

"Besok buruh akan kembali berusaha temui Ahok."

Rio Tuasikal

Tolak PP Pengupahan, Buruh Gagal Temui Gubernur Ahok
Ilustrasi: Aksi teatrikal buruh menolak PP pengupahan (Foto: KBR/Rio. T.)

KBR, Jakarta - Kelompok buruh yang berdemo di Balaikota Jakarta gagal menemui Gubernur Basuki Tjahaja Purnama untuk menyampikan tuntutannya dalam mogok nasional. Ketua FSP Logam Elektronik dan Mesin SPSI Jakarta, Yulianto, mengatakan perwakilan buruh hanya ditemui Kesbangpol DKI.

Kepada Kesbangpol, buruh sudah menyampaikan tuntutan tertulis untuk mencabut PP 78 tahun 2015 tentang Pengupahan. Besok perwakilan buruh akan datang kembali untuk bertemu Basuki.

"Besok habis Jumatan kami akan ke sini lagi. Ngobrol bertiga juga bisa," jelasnya kepada wartawan di Balaikoya, Kamis (26/11/2015) siang.


"Beliau mengusahakan. Jadwal pasti dan tertulis belum. Sore ini akan ada lobi ke ajudannya. Arahnya sih besok. Maka itu kami akan hadir besok," jelasnya.


Yulianto menjelaskan, pihaknya tidak akan membawa massa besok. Dia memastikan hanya akan ada sedikit perwakilan buruh untuk bernegosiasi dengan Basuki. Sementara unjuk rasa di kawasan industri akan berlanjut seperti hari kemarin.


Hari ketiga mogok nasional, buruh melanjutkan unjuk rasanya. Selain berunjuk rasa di kawasan industri, buruh juga mendemo Balaikota. Ratusan buruh berdemo sejak pukul 10.00 dan masih berlangsung hingga kini. Halaman Balaikota dijaga personel polisi guna mencegah demo anarkis. Pihak Balaikota tidak bisa menerima buruh dengan alasan ada rapat anggaran sampai malam.  

  • aksi mogok nasional nov 2015
  • Gubernur Basuki Tjahaja Purnama
  • gubernur Ahok
  • demo buruh
  • Ketua FSP Logam Elektronik dan Mesin SPSI Jakarta
  • Yulianto
  • tolak pp pengupahan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!