HEADLINE

Aksi Mogok Nasional, KSPI: Polisi Kerahkan Preman Halangi Buruh

"KSPI kantongi rekaman rapat yang melibatkan preman dan polisi."

Yudi Rachman

Aksi Mogok Nasional, KSPI: Polisi Kerahkan Preman Halangi Buruh
Ilustrasi: Aksi buruh di Jombang ricuh (Foto: KBR/Muji L.)

KBR, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menemukan bukti dugaan pengerahan preman oleh kepolisian Cikarang untuk menghalangi aksi mogok nasional 24-27 November 2015. Presiden KSPI Said Iqbal mengungkapkan, pihaknya mengantongi rekaman rapat dan pembicaraan antara kepolisian, preman, pengusaha dan ormas yang tidak memiliki urusan dengan hubungan industrial.

Kata dia, bukti-bukti itu akan diserahkan kepada Propam Polda Metro Jaya untuk ditindaklanjuti.

"Kita minta Kapolda Metro Jaya mencopot Kapolsek Cikarang dan Kapolsek Tambun berarti kepolisian melindungi pemilik modal dan membiarkan buruh nanti terancam kekerasan. Karena nanti para preman, kita sudah mendapatkan transkrip dan rekaman, dugaan kami preman ikut terlibat," duga Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal kepada KBR, Senin (23/11/2015). 

Said menjelaskan, "jadi ada rapat di kantor MM2100 pada 21 November jam 9.43 pagi. Dikumpulkan orang-orang yang tidak ada hubungan dengan hubungan industrial. Pengelola limbah, ormas-ormas, Kapolres Kabupaten Bekasi, Kasat Intel tanda kutip preman-preman."

Sebelumnya, aksi mogok nasional buruk 24-27 November mendapatkan ancaman dan intimidasi dari pemerintah Kabupaten Bekasi dan Kepolisian Cikarang serta Cikarang Selatan. Dalam surat edaran itu, pekerja yang melakukan aksi mogok diancam tidak digaji.

Rencananya aksi buruh itu akan melibatkan 5 juta buruh di seluruh Indonesia. Bentrok preman dan buruh yang berunjuk rasa juga sempat terjadi saat demonstrasi hari buruh nasional pada 2013 silam. Dalam aksi itu, beberapa buruh mendapatkan kekerasan fisik berupa pukulan, sabetan senjata tajam dan benda tumpul. 


Editor: Rony Sitanggang

  • aksi mogok nasional
  • Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal
  • preman dikerahkan
  • ancaman

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!