HEADLINE

Pemerintah Akui Tak Punya Terobosan Baru Tangani Kebakaran Hutan

Pemerintah Akui Tak Punya Terobosan Baru Tangani Kebakaran Hutan
Helikopter BNPB khusus untuk pemadaman kebakaran dengan cara pemboman air dari udara (water bombing). (Foto: setkab.go.id)

KBR, Jakarta - Pemerintah mengaku belum memiliki terobosan baru untuk menangani kebakara hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Raffles Panjaitan, pemadaman masih mengandalkan jalur darat teknik sekat bakar dan jalur udara dengan water bombing.


Itu pun water bombing hanya bisa dilakukan siang hari lantaran jarak pandang pendek.

Apalagi, kata Raffles, tim gabungan juga kesulitan mendapatkan sumber air, semisal yang terjadi di di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Untuk pemadaman api jalur darat masih dilakukan dengan sekat bakar agar api tak menjalar lebih luas.


"Hambatan karena kekeringan itu susah air untuk jalur darat. Tapi upaya untuk kebakaran di area HTI itu dilakukan yaitu upaya sekat bakar. Di areal hutan kalau terbakar kemudian dibuka, ditebang supaya api tidak meloncat kan angin kencang. Kalau udara tetap water bombing tetap dilakukan," kata Raffles.


Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Raffles Panjaitan menambahkan, hingga kemarin kebakaran di lahan konsesi PT. Bumi Mekar Hijau, perusahaan tersangka pembakar hutan juga masih terjadi. Namun ia tak menyebut luasan lahan yang terbakar.


Kebakaran hutan dan lahan saat ini sudah memasuki bulan ketiga. Kebakaran menyebabkan kabut asap yang mengancam kesehatan masyarakat, khususnya di Sumatera dan Kalimantan.


Anggaran BNPB Habis


Pernyataan senada juga disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei.


Willem mengakui BNPB tak memiliki cara baru untuk memadamkan kebakaran lahan gambut. BNPB masih mengandalkan water bombing. Namun pemadaman dengan water bombing kerap terkendala kabut asap.


Willem mengatakan, BNPB bakal menambah helikopter dan memfokuskannya untuk memadamkan api di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. BNPB juga masih mengandalkan anggota TNI/Polri untuk mencegah adanya pembakaran lahan baru.


"Pengerahan kekuatan TNI dimaksudkan untuk memperkuat upaya pemadaman kebakaran yang sekarang dan mencegah kebakaran baru dan mengintensifkan lagi upaya sosialisasi kepada masyarakat. Kita akan menggeser kekuatan dengan water bombing. Jadi tambah helikopter dan konsentrasikan di Sumsel dan Kalteng," katanya.


BNPB sebelumnya menyebut dana penanganan kebakaran hutan senilai Rp 385 miliar sudah habis padahal pemadaman api masih berjalan.


Kini lembaga tersebut mengajukan tambahan dana Rp 750 miliar kepada Kementerian Keuangan. Sementara pada tahun lalu, BNPB menggelontorkan dana Rp 600 miliar untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan.


Menurut data dari Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (5/10), jumlah penderita ISPA di Riau mencapai lebih dari 45 ribu orang dengan indeks pencemaran udara (ISPU) 379. Di Sumatera Selatan, penderita ISPA mencapai 88 ribu dengan ISPU di level 429. Sedang di Kalimantan Tengah, ISPU mencapai level 790 dengan penderita ISPA 41 ribu orang.


Editor: Agus Luqman 

  • kabut asap
  • kebakaran hutan dan lahan
  • water bombing
  • Karhutla
  • ISPA
  • ISPU
  • BNPB
  • Kementerian LHK
  • KLHK

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!