BERITA

Panwas Temukan Puluhan Ribu Pemilih Ganda di di Banyuwangi

Panwas Temukan Puluhan Ribu Pemilih Ganda di di Banyuwangi

KBR, Banyuwangi - Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, menemukan  33 ribu lebih  pemilih bermasalah dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Banyuwangi.

DPT itu sebelumnya ditetapkan KPU Banyuwangi. Data itu diperoleh Panwas saat memasuki tahapan pencocokan dan penelitian data pemilih atau proses pemutakhiran Data Pemilih Tetap (DPT).


Ketua Panwas Banyuwangi Atim Hariadi mengatakan data pemilih bermasalah tersebut tersebar di 24 kecamatan. Data itu diverifikasi Panwas, pasca KPU Banyuwangi menetapkan DPT dua pekan lalu.


Atim mengatakan temuan pemilih bermasalah itu diantaranya ada pemilih yang memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan nama yang identik, kemudian NKK dan tempat tanggal lahir yang identik. Selain itu juga ada nama dan tempat tanggal lahir identik, serta pemilih yang memiliki NIK ganda.


"Dari hasil analisa ini kita masih menemukan beberapa kriteria seperti dulu itu, antara lain perlu ada perbaikan dari NKK dan NIK itu sebanyak 19.779. Kemudian ada 986 pemilih yang nama, tempat tanggal lahir serta alamat itu sama," kata Atim Hariadi (13/10/2015).


Ketua Panwas Banyuwangi Atim Hariadi menambahkan,  Panwas juga menemukan data suatu daerah yang sama persis dengan daerah lain.


Untuk itu Panwas akan memberikan rekomendasi kepada KPU untuk memvalidasi lagi DPT pilkada yang sudah ditetapkan tersebut.


Selain itu, Panwas juga akan berkordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan sipil untuk mengklarifikasi terkait adanya NIK dan NKK ganda tersebut.


Pemilihan bupati Banyuwangi diikuti dua pasangan calon, yaitu pasangan petahana Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko serta pasangan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyu Widodo.


Editor: Agus Luqman 

  • pilkada serentak
  • pilkada 2015
  • pemilih ganda
  • DPT
  • KPU
  • panitia pengawas pemilu
  • DPT bermasalah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!