HEADLINE

Dicari Tenaga Penyuluh KB di Bengkayang, Gaji 50 ribu perbulan

"Mereka akan disebar di 17 kecamatan"

Jayanti Mandasari

Dicari Tenaga Penyuluh KB di Bengkayang, Gaji 50 ribu perbulan
Ilustrasi (Situs BKKBN)

KBR – Pontianak - Pemkab Bengkayang, Kalimantan Barat tahun depan berencana merekrut 17 tenaga penyuluh keluarga berencana. Mereka akan disebar di 17 kecamatan di sana. pasalnya kata Magdalena, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana setempat, tingkat pernikahan usia muda  berada pada persentase 7,4 persen. 

Contohnya di desa Pisak, Kecamatan 17, Kabupaten Bengkayang, menikah dini  menjadi tradisi warga setempat. Menurut  Magdalena, usia menikah di desa yang berbatasan  dengan Malaysia itu  rata-rata 14 - 19 tahun. Rendahnya pendidikan dan tingkat kesejahteraan  menjadi faktor tingginya kasus pernikahan usia muda di sana.

“Karena faktor sosial budaya, dari dulu orangtuanya juga sudah menikah dini. Ada juga faktor ekonomi, ada orangtuanya memang sengaja terutama anak perempuan supaya cepat lepas tanggungjawabnya. Kemudian, ada juga karena faktor pendidikan. Mereka di sana hanya sampai SD, SMP kurang. Akhirnya mereka harus sekolah di luar. Nah, sekolah di luar misalnya kos tidak jelas. Akhirnya kadang-kadang perginya sekolah, pulangnya bawa anak,” ujar Magdalena kepada KBR di Pontianak, Jumat, 9 Oktober.

Saat ini Kabupaten Bengkayang tidak memiliki  tenaga penyuluhpun yang bertugas mensosialisasikan program KB kepada warga hingga di wilayah pelosok maupun perbatasan. Rencana para tenaga pembantu penyuluh KB tersebut akan digaji 50 ribu rupiah perbulan dengan dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Bengkayang.


Editor: Rony Sitanggang

  • pernikahan dini
  • Magdalena
  • Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan
  • Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!