BERITA

PDIP: PAN Gabung, Menteri Non-parpol Bisa Dikurangi

PDIP: PAN Gabung, Menteri Non-parpol Bisa Dikurangi

KBR, Jakarta - Politisi PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyarankan Presiden Joko Widodo membalas dukungan yang diberikan PAN dengan kursi menteri. 

PAN pekan ini memutuskan resmi bergabung dengan koalisi partai-partai pendukung pemerintah. 

Meski begitu, Ahmad Basarah mengatakan, pilihan memberi kursi menteri kepada PAN di kabinet, merupakan hak prerogatif Jokowi sebagai presiden. 

Namun, jika Jokowi akan menunjuk kader PAN sebagai menteri harus mengedepankan kualitas dan kompetensi.

"Kalau pun harus reshuffle, menambah menteri dari PAN, tentu yang harus diambil adalah menteri-menteri yang bukan berasal dari parpol. Akan tetapi menteri-menteri yang berasal dari parpol harus memenuhi asas kompetensi, integritas, dan sebagainya," kata Ahmad Basarah usai RDP Komisi Hukum dengan Menkumham, di DPR, (3/9)

"Sehingga Pak Jokowi mendapatkan dua keuntungan ganda sekaligus, yaitu keuntungan mendapat dukungan politik dari parlemen dan juga mendapat keuntungan anggota-anggota kabinet yang baru, lebih profesional dan lebih kompeten," kata Basarah.

Politisi PDI Perjuangan Ahmad Basarah berharap ada partai lain di Koalisi Merah Putih (KMP) yang menyusul langkah PAN untuk merapat ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH).  

Basarah mengatakan semakin banyak partai yang bergabung ke koalisi pendukung pemerintah, maka stabilitas politik di parlemen akan menguat dan bisa memperlancar kebijakan pembangunan nasional.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Rabu (2/9) mengumumkan sikap resmi PAN untuk 'hijrah' dari Koalisi Merah Putih ke Koalisi Indonesia Hebat. Zulkifli Hasan mengatakan perubahan sikap PAN menjadi pendukung pemerintah itu untuk kepentingan nasional dengan menjaga stabilitas politik di parlemen. 

Editor: Agus Luqman  

  • PAN
  • Koalisi Indonesia Hebat
  • koalisi merah putih
  • partai oposisi
  • Reshuffle kabinet
  • PDIP

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!