BERITA

NTB Setuju Smelter Newmont Dibangun di Gresik

Salah satu mesin pengolahan batuan menjadi konsentrat di PT Newmont Kabupaten Sumbawa barat, NTB. Fo

KBR, Mataram- Gubernur NTB TGH. M. Zainul Majdi akhirnya merelakan pembangunan pabrik pemurnian mineral atau smelter oleh PT Newmont Nusa Tenggara ( NNT) dilakukan di Gresik Jawa Timur.

Gubernur NTB M.Zainul Majdi  mengatakan, pembangunan smelter tersebut idealnya dilakukan di daerah NTB. Akan tetapi, pembangunan smelter itu juga memerlukan industri besar seperti petrokimia yang memiliki kaitan dengan keberadaan smelter itu. Industri kimia akan mengolah bagian-bagian hasil tambang yang tentunya akan menghasilkan limbah yang cukup besar.

“Untuk smelter, yang paling ideal itu kita harapkan di NTB. Kenapa smelter itu di Gresik, karena di Gresik itukan ada petro kimia yang juga merupakan kaitan dengan smelter itu. Jadi ada turunan dari olahan itu yang juga yang memerlukan proses produksi. Nah kalau dibangun di NTB tanpa memperhatikan kondisi lingkungan itu juga riskan buat kita, yang penting di Indonesia itu yang paling utama”, jelasnya, jumat, (4/9/2015).

Gubernur membantah penilaian yang menyebut pemprov NTB tidak siap atas pembangunan smelter. Menurut Zainal hal itu karena pemilihan lokasi pembangunan smelter harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Hal itu karena NTB tidak sama dengan pulau besar lainnya seperti Jawa, Kalimantan, Papua dan Sulawesi.

Provinsi NTB, menurut Gubernur memiliki pulau-pulau kecil yang harus dijaga kualitas lingkungannya. Jangan sampai keberadaan sebuah industri yang dibangun berpotensi untuk menghasilkan limbah yang besar dan akan sulit di kelola. 

“Kita kan perlu menjaga agar NTB ini, gugusan pulau-pulau kecil ini bisa tetap asri dan bagus kualitas lingkungannya,” katanya. 

Editor: Malika

  • pabrik pemurnian mineral
  • smelter
  • PT Newmont Nusa Tenggara

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!