BERITA

Ini Alasan Petani Tembakau Bondowoso Beralih ke Komoditi Lain

"Menanam tanaman kayu seperti Sengon kini menjadi pilihan sebagian besar petani tembakau di Bondowoso."

Friska Kalia

Ini Alasan Petani Tembakau Bondowoso Beralih ke Komoditi Lain
Areal tanaman tembakau milik Petani di Bondowoso. Foto: KBR/Friska Kalia

KBR, Bondowoso– Minat masyarakat menanam tembakau di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur menurun akibat musim yang tidak menentu serta tingginya harga komoditi lain. Menanam tanaman kayu seperti Sengon kini menjadi pilihan sebagian besar petani tembakau di Bondowoso.

Salah seorang petani tembakau di Desa Ardisaeng, Kecamatan Pakem, Ismail mengaku cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, membuat para petani tembakau lebih memilih untuk beralih menanam Sengon. Meski membutuhkan waktu panen lebih lama yakni 5 tahun, namun hasil yang didapatkan bisa lebih menguntungkan.


“Kalau sekarang lebih untung sengon. Kalau harga sengon sekarang R. 600 – 700 ribu per kubik. Milik saya usia 5 tahun sebanyak 160 pohon sudah terjual,” kata Ismail kepada KBR, Selasa (1/9/2015)


Dikatakan Ismail, meski saat ini menanam sengon, namun dirinya tidak serta merta berhenti menanam tembakau. Ini karena menanam tembakau selain sebagai sumber penghasilan juga masih menjadi tradisi turun menurun masyarakat di Bondowoso.


Sementara itu Ketua Asosiasi Petani Tembakau (APTI) Kabupaten Bondowoso, Yazid tidak menampik adanya fenomena ini. Menurutnya, petani saat ini sudah cerdas memilih mana komoditi yang mendatangkan keuntungan lebih besar. Namun disisi lain APTI juga khawatir jika petani tidak memiliki perencanaan yang baik, peralihan komoditi ini malah bisa menjadi bumerang yang merugikan.


“Sengon lagi jadi promadona, aspek eonominya sangat tinggi. Sementara tembakau resikonya tinggi. Petani sekarang cerdas. Kalau memag kurang menguntungkan bisa beralih ke komoditi lain,” kata Yazid .


Berdasarkan catatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso saat ini luas areal tanaman sengon mencapai 11 ribu hektare. Padahal, pada 2008 lalu hanya ada sekitar 2.500 hektare lahan sengon. Dishutbun merilis data saat ini harga kayu sengon usia 5 tahun berada pada kisaran Rp. 300 ribu per pohon.  Dengan estimasi 1 hektare lahan bisa menghasilkan 1.600 pohon maka keuntungan yang bisa didapatkan oleh petani bisa mencapai Rp. 480 juta dalam 5 tahun.


Jika dibandingkan dengan komoditi tembakau yang dihargai Rp. 2.500 per pohon saat ini, dengan jumlah 14 ribu pohon per hektare hanya menghasilkan 35 juta pertahun.


Sebelumnya, produksi tembakau di Bondowoso terancam turun drastis akibat menurunnya luas areal tembakau tahun ini. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso, Muhammad Erfan mengatakan, luas areal tembakau di Bondowoso mengalami penurunan hingga 1.000 hektare lebih. Salah satu penyebabnya, karena banyak petani yang beralih ke komoditi lain seperti kayu sengon. 

Editor: Malika

 

  • petani tembakau
  • Bondowoso

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!