BERITA

Irigasi Kering, Warga Terpaksa Bendung Sungai untuk Mengairi Sawah

"Pembangunan bendungan secara swadaya ini bisa mengurangi biaya pengairan dibandingkan sewa mesin sedot air."

Muhamad Ridlo Susanto

Irigasi Kering, Warga Terpaksa Bendung Sungai untuk Mengairi Sawah
Warga membendung sungai untuk mengairi lahan persawahan. Foto: Muhamad Ridlo KBR

KBR, Cilacap – Warga Kedungbenda, Nusawungu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah terpaksa membendung sungai untuk mengairi sawah lantaran mengeringnya irigasi teknis di wilayah setempat.

Tokoh petani setempat Samsul mengatakan yang dibendung warga adalah Sungai Bodo Barat dan Bodo Tengah. Bendungan ini akan mengairi sekira 115-an hektar sawah di lokasi tersebut. Biasanya, sawah di lokasi ini diairi dari saluran irigasi teknis yang dibangun pemerintah. Namun karena sumber air menipis, irigasi tak lagi mengalir. Kalau pun ada airnya, hanya menggenang dan tidak bisa mengalir ke areal pertanian.

"Biayanya sekitar Rp 8 juta kalau mendatangkan alat berat. Semuanya ditanggung oleh warga secara swadaya. Biaya per 100 ubinnya Rp 30 ribu. Di Nusawungu sebenarnya ada (irigasi) tapi kalau musim kemarau kayak gini mengering. (jadi tidak mengalir) iya betul," kata Samsul (2/8/2015).

Samsul menambahkan, pembangunan bendungan secara swadaya ini bisa mengurangi biaya pengairan dibandingkan sewa mesin sedot air yang biaya sewa per jam mencapai Rp 15 ribu. Tiap 100 ubin lahan membutuhkan antara 5 hingga 10 jam. Untuk satu musim tanam, petani biasa menyiram antara dua atau tiga kali.

Selain mendatangkan alat berat, biaya lainnya terdiri dari pembelian material pancang, kayu, bambu dan karung. Jika dihitung keseluruhan, biaya yang dibutuhkan sekira Rp 15 juta. 

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • kekeringan
  • Sawah Mengering
  • irigasi sawah Cilacap
  • bendungan sungai

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!