BERITA

Tolak Reklamasi, 1000an Warga Tuntut Jokowi Cabut Perpres 51/2014

"Penerbitan perpres 51 tahun 2014 dinilai sebagai upaya pemaksaan agar investor dapat mereklamasi 700 hektare Teluk Benoa."

Yulius Martony

Aksi berjalan aman yang di jaga satu pleton aparat kepolisian. Foto: KBR/ Yulius Martoni
Aksi Tolak Reklamasi Teluk Benoa berjalan aman, Selasa (7/7/2015). Foto: KBR/ Yulius Martoni

KBR, Bali - Sekira 1000an orang menggelar aksi menuntut Presiden Joko Widodo mengembalikan Teluk Benoa menjadi kawasan konservasi. Aksi tolak reklamasi di mulai dari parkir timur Bajra Sandi lapangan Renon menuju gedung DPRD Provinsi Bali. Satu persatu perwakilan peserta demo dari berbagai daerah di Bali berorasi di depan ribuan massa.

Wayan peserta aksi dari Buleleng mengatakan penerbitan Perpres 51 tahun 2014 adalah upaya pemaksaan agar investor dapat mereklamasi 700 hektare Teluk Benoa dengan menghapus pasal yang menyatakan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi perairan.


"Menyebabkan terumbu karang di Teluk Benoa menjadi rusak, saat Bali menjadi rusak saat kami diintimidasi kami tidak peduli kami akan menolak reklamasi teluk benoa sampai perpres 51 dibatalkan", ujarnya, Selasa (7/7/2015).


Aksi juga diikuti sejumlah difabel dari Tapal Siring yang ikut aksi dengan menggunakan kursi roda dan dimeriahkan musik tradisional Bleganjur serta penampilan musisi peduli lingkungan asal Bali.

Rencana reklamasi teluk benoa mendapatkan penolakan yang keras dari masyarakat Bali. Penolakan disuarakan lapisan masyarakat Bali baik oleh Desa Adat, Banjar, Kepala Lingkungan, Kepala Dusun, STT (Sekaa Truna-Truni – organisasi pemuda banjar adat), pemuda, mahasiswa, seniman, musisi dan individu-individu serta Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali. Survey yang dilakukan oleh akademisi di Bali menunjukkan 64 persen masyarakat Kabupaten Badung tidak setuju dengan reklamasi Teluk Benoa.

Editor: Malika

 

  • teluk benoa bali
  • mereklamasi 700 hektare Teluk Benoa
  • Aksi tolak reklamasi teluk benoa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!