HEADLINE
Hadapi Puncak El Nino, Ini Cara Baru KemenLHK Padamkan Kebakaran Hutan
"Ketiga cara itu akan menggantikan metode bom air (water bombing) yang selama ini digunakan"
KBR, Jakarta- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) segera
menguji coba tiga metode baru pemadaman kebakaran hutan. Hal ini untuk
mengantisipasi kekeringan panjang karena El Nino yang diperkirakan
mencapai puncak pada Oktober–November 2015.
Menteri LHK, Siti Nurbaya
mengatakan, metode baru itu adalah menjatuhkan bahan kimia retardant
(baca: ri-tar-den) yang kini teknologinya tengah disiapkan oleh
perusahaan manufaktur milik negara PT Pindad. Selain itu metode air
tractor juga disiapkan untuk memadamkan kebakaran hutan.
“Tapi
kalau ini makin panas, makin banyak (hotspot-nya), maka gak bisa lagi
pakai helikopter. Harus pakai air tractor. Air tractor itu pesawat
biasa, tapi airnya bisa bawa 3 ribu liter. Terus sambil ditekan pakai
energi kinetik dari dianya. Jadi diteken, diberi tekanan,” kata Siti di
depan Kantor Presiden, Jumat (31/7/2015).
Siti menambahkan, ada juga metode pemadaman api menggunakan jelly. Cara
ini sebelumnya akan diujicoba di Taman Nasional Bromo, Jawa Timur.
Tiga metode itu adalah pengganti metode bom air (water bombing) yang selama ini dilakukan pemerintah untuk memadamkan api. Ini lantaran pada saat kekeringan karena El Nino nanti, diperkirakan pasokan air akan menipis. Sementara menurut Siti, modifikasi cuaca (menebar garam di langit agar terbentuk awan hujan) juga sulit dilakukan karena tidak ada awan.
Namun menurutnya cara itu baru bisa dilakukan jika pemerintah daerah menyatakan butuh dan sudah tidak sanggup memadamkan api. Kata Siti, ini adalah langkah antisipasi yang dilakukan kementeriannya dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Keputusan ini adalah hasil rapat kabinet terbatas bersama Presiden Joko Widodo untuk menghadapi dampak El Nino pada kekeringan dan upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.
El Nino adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik sekitar ekuator. Musim kemarau yang panjang di beberapa wilayah Indonesia, terutama di sebelah selatan Katulistiwa pada 2015 diduga merupakan dampak dari fenomena El Nino yang telah mencapai level moderate. Keadaan ini diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai Desember 2015.
Editor: Dimas Rizky
- Kebakaran Hutan
- Cuaca
- el nino
- KemenLHK
- berita
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!