BERITA

Usai TSC, Bima Sakti Gantung Sepatu di Persiba Balikpapan

Usai TSC, Bima Sakti Gantung Sepatu di Persiba Balikpapan

KBR, Balikpapan – Bekas kapten Tim Nasional, Bima Sakti memastikan akan gantung sepatu tahun depan usai kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Pesepakbola yang sempat menimba ilmu di Italia bersama klub Sampdoria ini beralasan bahwa usia yang sudah memasuki 40 tahun menjadi faktor utama. “Memang saya sudah sepakat dengan keluarga (gantung sepatu)," ungkap Bima saat diwawancarai KBR, Selasa, 17 Mei 2016. 

Bima telah bermain sepakbola professional selama 23 tahun, termasuk 8 tahun atau 58 kali memperkuat Tim Nasional. Namun sepanjang karirnya di tim nasional, Bima gagal mempersembahkan medali emas Sea Games tahun 1997 di Jakarta setelah kalah adu pinalti di final lawan Thailand. Begitupun pada gelaran Piala Asia yang mana ia hanya mengantarkan pasukan Garuda sampai babak penyisihan grup. Sedangkan Piala Dunia gagal menuju putaran final.

Meski begitu, pada kompetisi musim 2000, pemain yang sempat bermain di liga Swedia itu pernah terpilih menjadi pemain terbaik di kompetisi sepakbola nasional dan membawa PSM Makasar juara. Sedang tahun ini, Bima menjadi asisten pelatih di Persiba Balikpapan sekaligus merangkap pemain.

"Kemarin saya sudah sempat mau mengumumkan pensiun tahun ini, tetapi kebetulan dapat tawaran lagi balik ke Persiba. Sebagai bentuk hubungan emosional saya karena saya lahir di Balikpapan dan Persiba pernah membesarkan nama saya, jadi saya ingin berbalas dulu. Berbakti dulu tahun ini dan mengakhiri karir saya di Persiba. Mengawali di Persiba dan mengakhir di Persiba,” kata Bima sakti, Selasa (17/05).

Usai pensiun, Bima akan fokus mengurus sekolah sepakbola (SSB) miliknya di Pekanbaru dan melanjutkan karirnya sebagai pelatih. 


Editor: Damar Fery Ardiyan

  • Bima Sakti
  • Persiba
  • Tim Nasional Indonesia

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!