BERITA

Terganjal Pembiayaan, Proyek LRT Akan Dirapatkan Kembali di Istana

"Menteri Perhubungan Ignasius Jonan hanya bersedia membiayai pembangunan rel “narrow gauge”, bukan "standard gauge”, seperti yang telah disepakati sebelumnya."

Terganjal Pembiayaan, Proyek LRT Akan Dirapatkan Kembali di Istana
Ilustrasi. Pembangunan Light Rail Transit (LRT). Foto: Antara

KBR, Jakarta– Pemerintah akan kembali merapatkan proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) dalam rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di istana. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Poernama atau Ahok mengatakan, proyek LRT masih terganjal pembiayaan karena Menteri Perhubungan Ignasius Jonan hanya bersedia membiayai pembangunan rel “narrow gauge”, bukan "standard gauge”, seperti yang telah disepakati sebelumnya.


“Pak Jonan setuju ikut yang lebih besar, tapi dia enggak mau bayar. Jadi persoalannya sekarang ada di Pak Jonan. Tapi Pak Jonan bilang yang bisa perintah dia cuma Presiden. Ya sudah,” kata Ahok di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (04/05/16). 


Ahok melanjutkan, "Ya mesti dicantumkan, karena Menhub ngotot kalau di bayar oleh dia, dia nggak mau standar. Kalau enggak mau standar bagaimana mau ketemu? Kan yang dikerjakan Adhi Karya kan 23 kilometer ada di wilayah DKI. Kalau kita potong, oke, kamu masuk cuma sampai di luar wilayah. Adhi Karya bangkrut nggak, kalau penumpangnya nggak diangkut sampai Dukuh Atas? Nggak nyambung kan? Anda harus ikut yang lebih besar dong." 


Rapat bersama Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, menurut Ahok, akan membahas finalisasi rencana revisi Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, serta Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan LRT Jabodetabek. Revisi itu akan memuat poin tentang Badan Usaha Milik Daerah PT. Jakarta Propertindo sebagai pelaksana penyelenggara prasarana LRT di wilayah DKI. Namun, rencana finalisasi itu dibatalkan karena persoalan kembali pada pendanaan rel LRT.


Pada akhir Maret lalu, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengumumkan pembangunan LRT akan menggunakan standard gauge atau rel berstandar internasional, bukan narrow gauge. 


Rel standard gauge adalah jalur kereta api dengan lebar sesuai standar internasional, yakni 1.435 milimeter. Ukuran rel inilah yang banyak dipakai oleh LRT di seluruh dunia. Selain itu, diputuskan pula pembangunan rel LRT di wilayah DKI menjadi tanggung jawab Pemrov DKI Jakarta, sedangkan rel di luar wilayah itu akan digarap Kemenhub.


Editor: Malika

 

  • LRT Jakarta
  • gubernur Ahok
  • Darmin Nasution
  • Ignasius Jonan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!