HEADLINE

Penjualan Rumah Turun 30 Persen, REI Minta BI Longgarkan LTV

""Kalau bisa segera jalan, karena pasar kelas menengah ke atas turunnya besar sekali. Dampaknya pasti ada.""

Penjualan Rumah Turun 30 Persen, REI Minta BI Longgarkan LTV
Ilustrasi (sumber: BNPB)

KBR, Jakarta- Pengusaha yang tergabung dalam Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) meminta Bank Indonesia segera melonggarkan pembatasan besaran kredit (loan to value) atas kredit pemilikan rumah (KPR). Ketua Umum   REI Eddy Hussy mengatakan, penurunan LTV akan mempermudah masyarakat membeli rumah karena pinjaman perbankan bisa lebih tinggi. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih murah untuk membayar uang muka atau Down Payment (DP).

"Kalau untuk rumah komersial, akan ada wacana BI LTV inden. Kalau bisa segera jalan, karena pasar kelas menengah ke atas turunnya besar sekali. Dampaknya pasti ada. Besarnya berapa, belum bisa diprediksi. KPR diturunkan, KPR inden misalnya, dihapus, atau ditambahkan jangan hanya rumah pertama, tapi juga kedua dan ketiga, akan meringankan bagi masyarakat untuk membeli rumah," kata Eddy di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (25/05/16).

Eddy mengatakan, pada kuartal pertama tahun ini, para pengusaha real estate mengeluhkan penurunan penjualan. Kata dia, penurunan itu berkisar 10 sampai 30 persen, tergantung jenis usahanya. Meski begitu, dia tetap optimistis pertumbuhan usaha real estate tahun ini mencapai target, yakni 10 persen.

Kemarin, BI menyatakan berencana melonggarkan loan to value (LTV) atas kredit pemilikan rumah (KPR). Kebijakan itu diharapkan memudahkan masyarakat untuk membeli rumah. Pasalnya, pinjaman yang diberikan perbankan bisa lebih tinggi dan masyarakat bisa lebih murah untuk membayar uang muka atau down payment (DP). Selain itu, pelonggaran LTV juga akan mendorong langkah pemerintah mengatasi   kekurangan pasokan perumahan.

Editor: Rony Sitanggang

  • loan to value (LTV)
  • kredit pemilikan rumah
  • Ketua Umum REI Eddy Hussy

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!