BERITA

Pengamat LIPI: Pemerintah Tak Akan Kabulkan Jajak Pendapat Ulang Papua

Pengamat LIPI: Pemerintah Tak Akan Kabulkan Jajak Pendapat Ulang Papua

KBR, Jakarta- Penentuan pendapat rakyat atau Pepera untuk Papua yang didorong di Pertemuan Parlemen Internasional untuk Papua Barat dinilai tidak akan direspon positif oleh pemerintah Indonesia. Menurut Peneliti LIPI, Adriana Elizabeth, keberadaan Papua di dalam wilayah NKRI dipastikan akan dipertahankan oleh pemerintah.

Meskipun kata dia, proses integrasi Papua ke Indonesia selama ini kurang maksimal terutama dalam hal pemenuhan hak ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.


"Pepera itu menjadi salah satu bagian yang menjadi agenda politik, Pepera, pelurusan sejarah, referendum dan lainnya. Tetapi, saya pikir itu tidak akan mendapat respon yang baik dari pemerintah Indonesia, justru bagian itu yang selama ini tidak pernah mau dibuka lagi. Bagi pemerintah Indonesia, posisi Papua di dalam Indonesia sudah final," jelas Peneliti Papua dari LIPI, Adriana Elizabeth kepada KBR, Selasa (3/5)


Peneliti Papua dari LIPI, Adriana Elizabeth menambahkan, terkait tudingan aktivis Papua yang mengatakan Penentutan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 penuh rekayasa sehingga harus dilakukan jajak pendapat kembali dinilai tidak mendasar.


"Tidak tepat juga konteksnya  kalau dibandingkan dengan Pepera dulu dan harus diulang sekarang. Kalau itu menjadi bagian dalam pelurusan sejarah itu bisa tetapi tidak dalam rangka referendum lagi," ungkapnya.


Sejumlah aktivis Komite Nasional Papua Barat telah berangkat ke Inggris untuk menghadiri Pertemuan Parlemen Internasional untuk Papua Barat, atau IPWP. Sekretaris Umum KNPB, Ones Suhuniap menjelaskan, pertemuan itu akan mendorong Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) ulang di Papua. Sebab menurut dia, Pepera yang dilakukan di Papua pada 1969 penuh rekayasa. Pepera itu kemudian menjadi dasar atas masuknya wilayah Irian Barat ke wilayah Indonesia.

Editor: Sasmito Madrim

  • Peneliti LIPI
  • Adriana Elizabeth
  • Papua
  • PEPERA
  • referendum

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!