BERITA

Partai Republik AS Terpecah soal Dukungan untuk Donald Trump

""Saya tidak siap untuk itu (mendukung Trump) pada saat ini," kata Ketua DPR Amerika Serikat dari Partai Republik, Paul Ryan."

Partai Republik AS Terpecah soal Dukungan untuk Donald Trump
Ketua DPR Amerika Serikat, Paul Ryan. Politisi Partai Republik ini tidak mendukung Donald Trump sebagai nominator calon presiden AS dari Partai Republik. (Foto: Flickr/Creative Commons)

KBR - Menjelang akhir proses konvensi atau penjaringan calon presiden Amerika Serikat di Partai Republik, petinggi partai itu terpecah sikapnya dalam menghadapi Donald Trump.

Donald Trump, pengusaha real estate, menjadi satu-satunya calon tersisa dalam nominasi calon presiden Partai Republik, setelah dua pesaingnya mundur.


Senator asal negara bagian Texas Rafael Edward "Ted" Cruz yang selama ini dianggap sebagai ahli strategi, mundur dari persaingan kandidat presiden Partai Republik. Ia mundur setelah kalah dari Donald Trump di pemilihan pendahuluan di Indiana. Sehari kemudian, satu pesaing lainnya Gubernur Ohio John Kasich juga mundur.


Peluang dua pesaing itu mengalahkan Donald Trump memang tipis, mengingat saat ini Donald Trump sudah mengumpulkan dukungan 1,053 suara dari 1,237 syarat dukungan minimal. Sementara, Ted Cruz baru memperoleh kurang dari setengah syarat minimal. Sementara John Kasich terpaut sangat jauh.


Mundurnya Ted Cruz dan John Kasich membuka peluang besar bagi Trump untuk maju sebagai satu-satunya nominasi calon presiden Partai Republik---dengan masih menyisakan 514 suara di sembilan pemilihan pendahuluan.


Namun, di petinggi Partai Republik ternyata tak kompak. Ketua DPR Amerika Serikat Paul D Ryan yang merupakan salah satu petinggi di Partai Republik menolak mendukung Trump.


Paul Ryan menyatakan tidak akan mendukung Trump, kecuali Trump mengubah gaya bicara dan menunjukkan kepeduliannya pada nilai-nilai partai. Donald Trump selama ini memang tidak punya latar belakang politik, dan juga bukan politisi Partai Republik.


Paul Ryan mengakui Trump berhasil memobilisasi gerakan masyarakat bawah dan memperoleh dukungan nominasi. Namun menurut Ryan, Donald Trump tidak menunjukkan bahwa ia memenuhi standar-standar yang berlaku di Partai Republik.


"Saya tidak siap untuk itu (mendukung Trump) pada saat ini. Meskipun saya ingin. Tapi menurut saya, yang penting saat ini adalah kita menyatukan partai ini. Dan beban untuk mempersatukan partai itu mesti datang dari kandidat kami," kata Paul Ryan ketika diwawancara CNN.


"Ini partai yang dulu mencalonkan Lincoln, Reagen dan Jack Kemp. Kita tidak selalu punya calon seperti Lincon atau Reagen setiap empat tahun. Tetapi kita harap nominator kita itu terinspirasi menjadi seperti Lincoln atau Reagen," kata Paul Ryan.


Pernyataan Paul Ryan ini berbeda dari pernyataannya sebelumnya sebelum proses seleksi bakal calon presiden Partai Republik (GOP). Sebelumnya, Ryan pernah mengatakan ia akan mendukung siapapun yang memenangkan GOP.


"Begini, saya sudah cukup jelas dan blak-blakan menjelaskan dalam berbagai kesempatan, dimana saya berpikir bahwa dia (Trump) melakukan hal yang salah dan mengatakan hal yang salah. Dan saya akan mengulangi pernyataan itu ke depan jika perlu," lanjut Ryan.


Komentar Paul Ryan itu menunjukkan adanya krisis perpecahan di kepemimpinan Partai Republik terhadap nominasi Donald Trump.


Sebelumnya dua presiden Amerika Serikat dari Partai Republik yang masih hidup, yaitu George W Bush senior dan George W Bush junior menyatakan tidak akan mendukung Donald Trump.


Dua orang politisi Partai Republik yang pernah menjadi calon presiden sebelumnya, yaitu Mitt Romney dan John McCain juga tidak punya rencana menghadiri konvensi nominasi Trump yang akan digelar musim panas nanti di Cleveland. Romney bahkan menyebut Donald Trump bersikap palsu dan penipu.


"Pemilih konservatif ingin tahu, apakah dia menerapkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip partai kita dalam pemerintahan, dalam eksekutif, taat konstitusi? Banyak pertanyaan-pertanyaan itu yang ingin diketahui jawabannya oleh pemilih konservatif, termasuk saya," lanjut Ryan.


Selama sekitar 10 bulan proses pencalonan Donald Trump, hingga kini tidak banyak pernyataan-pernyataan


Paul Ryan mengatakan sikapnya itu bukan berarti pemilih Partai Republik perlu memilih calon dari Partai Demokrat seperti Hillary Clinton.


Sikap Ryan ini kemungkinan senada dengan Senator dari Nebraska Benjamin Sasse dari Partai Republik yang mengusulkan mendukung calon independen dari pihak di luar Republik dan Demokrat.


Jajak pendapat menunjukkan Donald Trump sangat tidak populer di berbagai kalangan pemilih terutama perempuan, anak muda, Latin dan warga Amerika-Afrika. Ini mengkhawatirkan bagi Partai Republik, karena pemilihan pada November mendatang bisa membahayakan upaya merebut posisi mayoritas di Senat maupun di Parlemen. (CNN/Washington Post/TIME) 

  • Partai Republik
  • Amerika Serikat
  • pemilihan presiden
  • Pilpres AS
  • Donald Trump
  • Paul Ryan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!