HEADLINE

Panitia: Dari Awal Polisi Menekan Kami Batalkan Acara ALF 2016

Panitia: Dari Awal Polisi Menekan Kami Batalkan Acara ALF 2016

KBR, Jakarta- Panitia Asean Literary Festival 2016 menyebut kepolisian sudah meminta acara dibatalkan. Namun, Direktur Program Asean Literary Festival 2016, Okky Madasari menegaskan acara tetap berlangsung, sekaligus menolak permintaan kepolisian.

Okky bercerita, tekanan pembatalan sudah lama dilakukan oleh aparat kepolisian. Bahkan, surat izin yang sebelumnya sudah dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya hingga ke tingkat Polsek ditarik dan dibatalkan dengan tujuan membubarkan acara tersebut.

"Sikap panitia kami menolak untuk membatalkan program-program tersebut. Kami tetap akan menggelar program tersebut sesuai dengan jadwalnya. Apa yang terjadi hari ini tidak terjadi dengan tiba-tiba. Karena permintaan untuk membatalkan sudah lama namun tidak kami batalkan, maka terjadilah apa yang terjadi hari ini," jelasnya Direktur Program 3rd Asean Literary Festival 2016  Okky Madasari di Jakarta, Kamis (5/5)

Okky menambahkan, terkait pembahasan soal 1965, LGBT dan Papua, pihaknya menegaskan ketiga program tersebut akan diisi dengan pendekatan sastra seperti monolog dan diskusi. Panitia juga tidak memiliki keinginan mendorong disintegrasi Papua dalam acara kali ini.

Sebagai bentuk tekanan untuk pembubaran acara, panitia juga hingga kini tidak bisa menggunakan Galeri Cipta 3 yang rencananya digunakan untuk tiga kegiatan tersebut, "Kami sudah bayar lunas, tetapi sampai kini Galeri Cipta 3 tidak bisa digunakan dan dikunci," jelasnya. 

Sebelumnya kepolisian resort Menteng, Jakarta Pusat mengklaim tetap mengizinkan acara itu berlangsung. Syaratnya dengan melengkapi perizinan. (Baca: Polisi: Kami Jamin Acara Asean Literary Festival Jadi Digelar)

Todung: Negara Jangan Kalah Terhadap Tekanan

Pegiat HAM dan pengacara Todung Mulya Lubis mengecam sikap negara yang kalah dalam menjamin kebebasan berekspresi warga negaranya. Hal itu terkait sikap represif aparat keamanan yang meminta kegiatan 3rd Asean Lectuary Festival ALF di Taman Ismail Marzuki dibubarkan.

Menurut Todung, sikap represif aparat terhadap kegiatan ini merupakan bentuk pelarangan kebebasan berekspresi. Selain itu, dia juga mengecam aparat keamanan atau negara yang kalah terhadap ancaman ormas-ormas yang meminta kegiatan teramsebut dibubarkan.

"Legalitas untuk melarang atau tidak melarang bukan organisasi apa pun namanya. Ini menunjukkan kembali pemerintah hanya konsentrasi pada pembangunan ekonomi ketimbang kebebasan menyatakan pendapat dan hak asasi manusia. Kita mengulangi kembali pengalaman masa lalu kita pada era Soeharto kalau kita terus seperti ini. Saya tidak mengerti kenapa negara kalah, negara tidak boleh kalah dalam menjamin warganya menyatakan pendapat," jelas Todung kepada KBR, Jakarta, Kamis (5/5)

Dia juga menyamakan sikap pemerintah  sama dengan orde baru yang mengedepankan pembangunan ekonomi ketimbang pembangunan demokrasi dan kebebasan berekspresi.

Editor: Dimas Rizky

  • ALF2016

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!