HEADLINE

Kapolres Purbalingga: Pembubaran Pemutaran Pulau Buru Itu Demi Keamanan

"Kapolres Purbalingga, Agus Setyawan berdalih, penolakan sejumlah kelompok terhadap acara tersebut berpotensi menimbulkan keributan dan mengganggu ketertiban kawasan sekitar."

Muhamad Ridlo Susanto

Kapolres Purbalingga: Pembubaran Pemutaran Pulau Buru Itu Demi Keamanan
Kelompok Intoleran berhadapan dengan barikade Polisi saat merangsek masuk ke Hotel tempat pemutaran Film Pulau Buru Tanah Air Beta di Hotel Kencana Purbalingga, Jumat (27/05/2016). (Foto: KBR/Muhamad

KBR, Purbalingga – Kapolres Purbalingga, Jawa Tengah Agus Setyawan Heru Purnomo menyatakan, pembubaran kegiatan pemutaran film "Pulau Buru Tanah Air Beta" dalam rangkaian helatan Festival Film Purbalingga (FFP), lantaran alasan keamanan. Ia berdalih, penolakan sejumlah kelompok terhadap acara tersebut berpotensi menimbulkan keributan dan mengganggu ketertiban kawasan sekitar.

"Polisi kan di tengah, yang harus bisa menjelaskan adalah pihak penyelenggara kenapa tidak setuju. Kita kacamata-nya kan keamanan. Yang penting aman. Kalau ada pendapat, dikomunikasikan lah. Kan sama-sama orang sini," ujarnya di Purbalingga, Sabtu (28/5).

Itu sebab, pihaknya menganjurkan panitia Festival Film Purbalingga (FFP) 2016 mendiskusikan konten film dengan kelompok penolak. Sebab dia mengatakan, kepolisian hanya fokus mencegah kemungkinan kerusuhan antar-kelompok.

Baca juga: Kelompok Intoleran Geduruk Lokasi Pemutaran Film Pulau Buru

Meski begitu, Kapolres Purbalingga Agus Setyawan mengaku, sebenarnya tak mempermasalahkan konten film besutan sutradara Rahung Nasution tersebut. Sebab, kata dia, pihaknya tak memiliki kompetensi menilai isi film.

"Yang bisa menjelaskan, kata dia, adalah orang-orang film. (Artinya polisi sendiri sebenarnya tidak mengurusi konten film itu ya?) Tidak kapasitas kita untuk mempermasalahkan itu. Tetapi jika kegiatan itu nantinya kira-kira menimbulkan ekses di bidang keamanan, tugas kita untuk mengingatkan, tugas kita untuk menyampaikan," jelasnya.

Baca juga: Sinopsis Pulau Buru

Jumat kemarin (27/5), pemutaran Film "Pulau Buru Tanah Air Beta" dan "Kami Hanya menjalankan Perintah, Jenderal" ditolak oleh kelompok yang menamakan diri sebagai Aliansi Pemuda Cinta Pancasila Purbalingga. Puluhan orang itu menggeruduk hotel tempat digelarnya pemutaran film. Lantaran situasi tak kondusif, polisi terpaksa menghentikan pemutaran film Pulau Buru yang baru diputar separuh dari total durasi sekira 48 menit.

Direktur FFP 2016 Bowo Leksono menyanggah bahwa dirinya disebut tak berkomunikasi dengan kelompk penolak. Bahkan, kata dia, Pemuda Pancasila sudah diundang untuk menghadiri pemutaran terbatas terlebih dulu dan, mendiskusikan film tersebut. Namun, tak ada perwakilan yang menghadiri undangan panitia FFP 2016.

“Yang datang ke pemutaran secara tertutup hanya Gusdurian Purbalingga. Pemuda Pancasila tidak hadir,” ujar Bowo.

Baca juga: Pak Jokowi, Akhiri Pengekangan Kebebasan Berekspresi  dan Polisi Susun Pedoman Tangani Isu Komunisme

Bahkan, kata Bowo, kelompok Gusdurian justru mengajak timnya untuk memutar film Pulau Buru di Sekretariat Gusdurian Purwokerto jika memang pemutaran di Purbalingga tak memungkinkan.

“Kami sebelumnya sudah berkomunikasi untuk bersama-sama menonton secara tertutup dulu, namun, kelompok penolak tidak ada yang hadir,” ungkapnya.




Editor: Nurika Manan

  • film pulau buru
  • Pulau Buru Tanah Air Beta
  • Festival Film Purbalingga
  • tragedi65
  • tragedi 65
  • kebebasan berekspresi
  • pemutaran film buru
  • Kapolres Purbalingga
  • purbalingga
  • Direktur CLC Purbalingga

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!