HEADLINE

Polisi Bantah Bubarkan Ibadah di Mimika

""Bahkan saya sampai kena pukul oleh salah satu aktivis tersebut," "

Bambang Hari

Polisi Bantah Bubarkan Ibadah di Mimika
Ibadah yang digelar KNPB dibubarkan polisi lantaran diisi dengan orasi pada Selasa (05/04). (Sumber: Youtube)

KBR, Jakarta- Kepolisian Mimika membantah telah membubarkan pelaksanaan ibadah yang diinisiasi oleh Komite Nasional Papua Barat, KNPB. Kepala Kepolisian wilayah Mimika, Yustanto Mujiharso menjelaskan, para aktivis KNPB dianggap telah mengingkari kesepakatan.

Dalam kesepakatan itu, para aktivis meminta diizinkan untuk melaksanakan ibadah. Tapi yang terjadi, setelah pelaksanaan ibadah itu, mereka malah berorasi. Orasi tersebut kata dia, tidak ada dalam kesepakatan tersebut.

"Jadi yang sebenarnya terjadi itu kami membubarkan orasi KNPB nya. Bukan ibadahnya. Karena kesepakatannya, mereka akan melaksanakan ibadah, selesai ibadah akan ada pembagian hadiah, makan-makan dan pulang," jelas  Kepala Kepolisian wilayah Mimika, Yustanto Mujiharso   saat dihubungi KBR melalui sambungan telepon, Rabu (06/04). 

Yustanto melanjutkan. "Tapi ternyata mereka ingkar dengan kesepakatan itu. Selesai ibadah, mereka malah berorasi. Kami sempat memerhatikan sejenak, tapi orasi lama kelamaan sudah menyangkut masalah referendum dan sebagainya. Akhirnya kami perintahkan mereka agar membubarkan diri."

Selain itu ia menambahkan, para aktivis yang tidak terima dibubarkan, kemudian malah menyerang aparat.


"Bahkan saya sampai kena pukul oleh salah satu aktivis tersebut," ujarnya.


Untuk mencegah bentrokan yang lebih besar, aparat lalu menciduk 15 orang yang berpakaian loreng dan membawanya ke kantor polisi. Saat ini, kelima belas orang itu masih diperiksa di kepolisian setempat.


"Setelah pemeriksaan ini akan ada saksi dan tersangka," katanya lagi.


Editor: Rony Sitanggang

  • KNPB
  • Kepala Kepolisian wilayah Mimika
  • Yustanto Mujiharso
  • Papua Merdeka
  • pembubaran ibadah

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!