HEADLINE
Pemprov Jatim Klaim Berupaya Pulangkan Pengungsi Syiah Sampang
KBR, Jakarta- Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengklaim terus mengupayakan memulangkan para pengungsi Syiah ke Sampang. Juru Bicara Pemprov Jawa Timur Anom Surahno mengatakan, hingga hari ini terus membujuk para pengungsi untuk pulang ke kampung halamannya.
Dia mengklaim, banyak pengungsi yang menolak untuk kembali ke kampung halamannya.
"Mereka harus dikembalikan ke kampung halamannya masing-masing. Tempat yang saat ini kan memang bukan diperuntukkan bagi mereka. Rusun itu kan hanya diperuntukan bagi orang-orang yang mau menginap sementara waktu. Kita sampai hari ini terus melakukan upaya persuasif untuk mengajak mereka kembali ke sana. Kalau mereka tidak mau juga, kami akan menawarkan mereka untuk transmigrasi ke wilayah yang mereka pilih," kata Juru Bicara Pemprov Jawa Timur Anom Surahno, Jumat (29/04).
Ia menambahkan, para pengungsi yang menolak dikembalikan ke kampung halamannya, umumnya mengatakan mereka sudah nyaman tinggal di lokasi pengungsian saat ini. Selain itu, para pengungsi juga mengaku sudah mulai bisa berbaur dengan masyarakat sekitar.
Pulang Kampung
Lima tahun terusir Syiah Sampang, Madura rindu kampung halaman. Pasca
penyerangan dan pembumihangusan rumah, mereka mengungsi di rumah susun
sewa (rusunawa) di Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka ingin segera kembali ke
kampung halamannya.
Pemimpin komunitas Syiah Sampang Tajul Muluk mengatakan ini dilakukan
agar daerahnya tak menjadi preseden buruk bagi kelompok penganut
kepercayaan lainnya.
"Keinginan kami tetap seperti semula, kami harus pulang kampung kami.
Apapun keadaannya di sana, karena di sana tempat kelahiran. Kenapa kami
tetap ngotot harus pulang dan pulang ini sesuatu yang tidak bisa ditawar
lagi? Karena kami itu tidak menginginkan Sampang ini menjadi preseden
buruk untuk daerah-daerah yang lain. Jadi jangan sampai ada
kelompok-kelompok lain atau yang mempunyai keyakinan-keyakinan yang
berbeda diperlakukan sama seperti kami," kata Tajul Muluk di Hotel Alia
Cikini Jakarta, (28/04/2016).
Saat ini terdapat sekira 300 lebih warga Syiah Sampang dari 84 keluarga
yang tinggal di rusunawa. Kata dia, setelah di pengungsian mereka sering
mendapat kunjungan dari kerabat maupun pelaku penyerangan.
"Jadi banyak yang datang, orang-orang yang pernah terlibat menyerang pun
datang ke rusun. Dalam rangka berkunjung aja, mereka mungkin merasa
bersalah," ungkapnya.
Pada tahun 2011, Tajul Muluk bersama 300 lebih warga Syiah diusir paksa
dari rumahnya. Kelompok anti-Syiah yang terdiri dari 500 orang merusak
dan membakar rumah maupun tempat ibadah mereka.
Tajul Muluk sempat divonis 4 tahun penjara atas tuduhan penodaan agama.
Menurut Amnesty International, hukuman terhadap Tajul Muluk berlawanan
dengan kewajiban Indonesia di bawah Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil
dan Politik (ICCPR). Pasal 18 menyebutkan melindungi hak-hak individu
atas kebebasan keyakinan, bernurani dan beragama; dan Pasal 19 yang
menjamin hak atas kebebasan beropini dan berekspresi.
Editor: Rony Sitanggang
- pengungsi syiah sampang
- tokoh syiah sampang tajul muluk
- Juru Bicara Pemprov Jawa Timur Anom Surahno
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!