BERITA

Pemukiman Korban Longsor Banjarnegara Dibangun Awal Mei

Pemukiman Korban Longsor Banjarnegara Dibangun Awal Mei

KBR, Banjarnegara – Pemukiman korban longsor Dusun Jemblung, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah dibangun awal Mei mendatang. Pembangunan tinggal menunggu dana siap pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dijadwalkan cair akhir bulan ini.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (APBD) Banjarnegara, Catur Subandrio mengatakan, lahan pemukiman relokasi korban longsor sudah disiapkan dengan menggunakan dana APBD Banjarnegara senilai Rp 1,8 miliar. Kata dia, tanah seluas 6331 meter persegi tersebut, dibeli Pemda dari warga setempat yang berjarak satu kilometer dari lokasi bencana.


"Nanti akan kami kirim Jakarta, segera. Paling minggu ini sudah selesai. Yang namanya di BNPB ada dana siap pakai dan sudah siap, tinggal persyaratan saja. Lalu tinggal nanti pencairan. Gambar termasuk masjid dimasukkan," katanya Selasa (21/5/2015).


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (APBD) Banjarnegara, Catur Subandrio menambahkan, di pemukiman relokasi tersebut bakal dibangun 27 rumah termasuk fasilitas publik, seperti masjid.


Saat ini, korban longsor Dusun Jemblung masih tinggal di hunian sementara. BPBD  Banjarnegara, juga memasang lima Early Warning System (EWS) di beberapa lokasi rawan longsor, yakni di Kecamatan Punggelan dan Kalibening. EWS ini merupakan bantuan BNPB untuk mendeteksi terjadinya longsor secara dini.


 Seperti diketahui, longsor yang terjadi di Dusun Jemblung pada 12 Desember 2014 lalu menimbun 35 rumah dan menelan korban sebanyak 101 orang. 64 korban diidentifikasi sebagai warga Dusun Jemblung. Sedangkan korban lain adalah warga pendatang yang sedang berada di Dusun Jemblung atau tengah melintas di jalan dusun ini.



Editor: Quinawaty Pasaribu

 

  • longsor
  • banjarnegara
  • BNPB

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!