BERITA
Sampah dan Limbah Cair Jadi Ancaman di Gili Trawangan
KBR, Mataram- Sampah dan limbah cair di Gili Trawangan Kabupaten Lombok
Utara menjadi ancaman baru bagi destinasi wisata eksotik tersebut.
Pelaku pariwisata sudah tiga tahun terakhir berkoordinasi dengan
pemerintah daerah terkait dengan pengelolaan sampah, namun hingga kini
belum ada solusi yang tepat.
Ketua Yayasan Gili Eco Trust, Malik
mengatakan, di lokasi pembuangan sampah di Gili Trawangan, tinggi sampah
sudah mencapai 4 meter. Areal seluas 4200 meter itu, setiap harinya
memprodukasi sampah sebanyak 10 ton. Karena banyaknya sampah yang
diproduksi, proses pembakaran sampah tidak efektif lagi.
“Ada
satu bom besar yang menunggu kita. Apa itu? Sampah dan limbah cair.
Saya sudah tiga tahun berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan
provinsi, namun tidak ada kepastian. Yang kami mohon itu pak hanya
lokasi, karena pengelolaan sampah ini masih kami menyewa dari orang”
kata Malik Sabtu (6/2).
Pihaknya juga mengeluhkan maraknya
pembangunan cafe di Roi pantai di Gili Trawangan sehingga memberi dampak
buruk bagi lingkungan laut. Limbah cair yang dihasilkan cafe akan
mengalir ke laut, sehingga dalam jangka panjang akan merusak terumbu
karang yang menjadi jualan wisata bahari di NTB.
Menanggapi hal itu Penasihat Kehormatan Menteri Pariwisata Indroyono Soesilo mengatakan, anggaran APBN untuk pemerintah semakin besar sehingga pemerintah daerah diharapkan segera menanggulangi masalah sampah di wisata Gili. Bisa juga pemerintah daerah mengirim proposal ke lembaga dunia untuk mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat di lingkungan wisata.
Editor: Dimas Rizky
- wisata
- pariwisata
- eko wisata
- sampah
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!