NUSANTARA

Gempa-Longsor Garut, Mensos Minta Warga Segera Direlokasi

"Mitigasi bencana harus terus ditingkatkan setelah Kabupaten Garut dilanda gempa dan tanah longsor yang menewaskan tiga orang warga."

Rangga Sugeri, Sigit Zulmunir

Gempa-Longsor Garut, Mensos Minta Warga Segera Direlokasi
Kondisi salah satu rumah rusak akibat gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (29/4/2024). (Foto: HO-BNPB)

KBR, Jakarta – Menteri Sosial Tri Rismaharini menyebut mitigasi bencana harus terus ditingkatkan setelah Kabupaten Garut dilanda gempa dan tanah longsor yang menewaskan tiga orang warga.

Tri Rismaharini mengatakan mitigasi perlu dilakukan untuk mencegah bencana dan bisa merespons dan relokasi warga dengan cepat saat terjadi bencana.

“Karena kondisi wilayahnya seperti ini, maka harus banyak dibentuk kelompok siaga bencana (KSB). Minimal mereka bisa survive. Mereka bisa bertahan tidak dalam kondisi lapar terutama untuk anak-anak kecil. Kalau bayi, balita itukan mereka tidak bisa menahan begitu, karena sekali lagi karena kondisi geografisnya seperti itu,” kata Tri Rismaharini saat meninjau longsor garut, dikutip Rabu (1/5/2024).

Risma juga menyampaikan pemerintah daerah Garut untuk selalu memitigasi bencana guna mencegah terjadinya bencana serta warga juga perlu diberikan edukasi dalam menghadapi bencana.

Dia juga mengatakan akan berkomunikasi dengan daerah-daerah agar pihaknya bisa memberikan bantuan.

Sebelumnya bencana tebing longsor setinggi 100 meter yang terjadi di Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang menewaskan tiga orang warga dalam satu keluarga.

Baca juga:


Tanggap darurat

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan status Tanggap Darurat Bencana pasca-gempa berkekuatan 6,2 Magnitudo pada Sabtu, 27 April 2024.

Masa tanggap darurat penanganan bencana berlaku selama 14 hari ke depan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, Nurdin Yana mengatakan selain bencana gempa bumi, Garut juga dilanda bencana longsor dan pergerakan tanah.

Bencana longsor terjadi di Kecamatan Banjarwangi pada Kamis lalu yang menyebabkan tiga warga meninggal dunia dan 19 orang mengungsi.

Sedangkan bencana pergerakan tanah terjadi di Kecamatan Pakenjeng.

Sedikitnya sebanyak 48 keluarga mengungsi secara mandiri. Hal itu diakibatkan karena tanah di area pemukiman warga amblas sedalam sekitar 15 meter.

"Kebetulan kami hari ini sudah menetapkan tanggap darurat. Karena kemarin tiga wilayah kita baik itu di Banjarwangi, Pakenjeng dan Cisompet, ada pergerakan tanah dan longsor. Jadi hari ini pernyataan sudah dan include, tidak ada pernyataan baru. Ini akumulasi dari hari kemarin. Sehingga untuk recovery masyarakat sudah bisa menggunakan dana BTT (Bantuan Tidak Terduga)," ujar Nurdin Yana, di Posko Bencana BPBD Garut, Minggu (28/4/2024).

Nurdin Yana mengatakan untuk menangani bencana pemerintah daerah telah menyiapkan dana sebesar Rp. 58 miliar dari pos anggaran Bantuan Tidak Terduga.

Bagi rumah warga yang mengalami kerusakan akan mendapatkan bantuan berkisar antara Rp. 1,5-50 juta. Bantuan akan diberikan berdasarkan hasil perhitungan Dinas perumahan dan Pemukiman.

Berdasarkan data dari posko bencana Garut, dampak gempa bumi terjadi di 24 Kecamatan yang tersebar di 46 Desa dan 4 Kelurahan.

Rumah yang mengalami kerusakan tercatat sebanyak 131 unit dan 18 unit fasilitas umum. Kerusakan itu diantaranya 7 unit rumah rusak berat 16 rusak sedang dan sisanya rusak ringan. Jumlah kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 2,6 Miliar.

Selain merusak bangunan, gempa juga mengakibatkan enam orang warga mengalami luka ringan. Mereka semua telah ditangani tim medis dan dipulangkan. Namun meski begitu kejadian bencana ini tidak dilaporkan adanya pengungsian.

Editor: Agus Luqman

  • bencana alam
  • gempa Garut
  • Longsor

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!